REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Hilangnya kapal Pisang VI berawal dari laporan Woyo selaku Ketua Tim Penolong Kecelakaan Laut (TPKL) Cilacap. Dia melaporkan bahwa pihaknya telah kehilangan kontak dengan Kapal Pisang VI pada Rabu (3/8) malam.
(Baca: Gelombang Hantam Kapal Ikan, Sebelas ABK Hilang).
Setelah mendapat laporan tersebut, pihak Basarnas juga mendapat informasi dari Lanal TNI AL Cilacap, yang menyebutkan adanya nelayan Pangandaran yang melihat sebuah kapal yang terapung dalam posisi terbalik di perairan sekitar 1 mil dari Pantai Pangandaran.
Menurut Mulwahyono, berdasarkan informasi yang dia peroleh, Kapal jenis longline Pisang VI tersebut sebenarnya baru berangkat Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap (PPSC) pada Rabu (3/8) siang sekitar pukul 11.00 WIB. Kapal jenis ini biasanya melaut mencari ikan dalam waktu yang cukup lama. Tidak seperti kapal compreng, yang hanya mencari ikan dalam waktu setengah hari.
Dalam perjalanan menuju tempat mencari ikan, kapal tersebut diduga dihantam gelombang tinggi sehingga mengalami lakalaut. ''Tapi kita belum bisa memastikan bagaimana kondisi kapal dan ABK-nya, sampai kita bisa menemukan bangkai kapalnya,'' jelasnya.
Sebagaimana kapal besar lainnya, kapal Pisang VI tersebut diawaki 11 ABK termasuk nahkoda kapal. Meski kapal tersebut berangkat dari PPSC, namun awak kapal tersebut seluruhnya bukan merupakan nelayan Cilacap.
''Dari informasi yang kami peroleh, ke-11 awak kapal Pisang VI seluruhnya merupakan warga Kabupaten Pemalang,'' katanya. Ke-11 ABK tersebut terdiri dari Bayu, Danang, Teguh, Fresmo, Aris, Arisman, Agus, Eko, Kunto, Latip, dan Karjo. n