Kamis 04 Aug 2016 15:48 WIB

Surabaya Canangkan Kampung KB

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ani Nursalikah
Seorang ibu memperlihatkan kartu peserta Keluarga Berencana (KB).
Foto: Antara
Seorang ibu memperlihatkan kartu peserta Keluarga Berencana (KB).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya mencanangkan Kampung Keluarga Berencana (KB) di 154 kelurahan. Deklarasi kampung KB ini dilakukan di Balai RW XII Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir, Surabaya, Kamis (4/8).

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan KB Kota Surabaya, Nanis Chairani mengatakan, RW XII Kelurahan Sidotopo Kecamatan Semampir dipilih sebagai lokasi pendeklarasian Kampung KB karena kesadaran warga untuk ber-KB dinilai masih rendah.

Partisipasi KB di kampung ini tercatat masih di bawah 50 persen, termasuk kesadaran membawa anaknya ke Posyandu juga masih rendah. “Karena itu, pencanangan Kampung KB tepat digelar di sini. Tujuannya, penguatan KB melibatkan langsung masyarakat,” ujarnya di acara tersebut.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan menjadi keluarga berencana tidak hanya cukup melahirkan dua anak. Tetapi juga perencanaan terkait masa depan anak-anaknya, terutama pendidikan dan kesehatan. Risma, sapaan akrabnya, menekankan pentingnya bagi ibu memperhatikan tumbuh kembang anak sejak kecil dengan membawa ke Posyandu.

“Jangan hanya berpikir yang penting anak saya bisa makan. Generasi anak-anak kita harus lebih baik dari kita,” kata Risma dalam sambutannya.

Mantan Kepala Bappeko Surabaya ini juga mengimbau Posyandu diaktifkan dan ibu-ibu juga rajin membawa anaknya ke Posyandu. Dengan rutin membawa anak nya ke Posyandu, para ibu bisa memperhatikan tumbuh kembang anak baik pertumbuhan fisik, mental dan intelektualitasnya. Kesehatan anak-anak juga perlu diperhatikan melalui pemberian imunisasi.

Risma menyatakan, anak-anak Surabaya kini tidak hanya bersaing dengan anak-anak kota lain di Indonesia. Tetapi juga dengan anak-anak di seluruh dunia. Untuk bisa bersaing, lanjutnya, seorang anak tidak bisa hanya tumbuh pintar, melainkan juga harus tumbuh sehat.

“Saya dulu ketika punya anak, meski posisi kerja, saya selalu mengecek jadwal anak saya ke Posyandu. Supaya saya bisa mengontrol. Alhamdulillah anak-anak saya sehat,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement