Kamis 04 Aug 2016 02:06 WIB

Jabar Alokasikan Rp 90 Miliar untuk Pembebasan Lahan BIJB

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Lanskap maket proyek pembangunan Bandara Internasional Kertajati di Kab.Majalengka, Jawa Barat, Kamis (14/1).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Lanskap maket proyek pembangunan Bandara Internasional Kertajati di Kab.Majalengka, Jawa Barat, Kamis (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Tahun ini, Pemprov Jabar kembali mengalokasikan dana untuk pembebasan lahan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kertajati Majalengka, sebesar Rp 90 miliar. Anggaran tersebut, akan digunakan untuk membebaskan lahan seluas 30 hektare.    

"Sebagian besar lahan tersebut akan digunakan untuk run way dan jalan akses," ujar Sekda Provinsi Jabar, Iwa Karniwa, kepada wartawan, Rabu (3/8).

Menurut Iwa, saat ini run way yang sudah dibangun sepanjang 2.500 meter dan lebar 60 meter. Dengan membebaskan kembali lahan seluas 30 hektare atau 300.000 meter, run way BIJB akan ditambah panjangnya menjadi 2.500.

"Run way dan jalan akses kan paling vital, makanya pembangunannya diprioritaskan," katanya.  

Saat ini, kata dia, proses pembebasan lahan seluas 30 hektare tersebut masih terus dalam proses pembebasan. Targetnya, September atau Oktober pembebasan lahannya bisa selesai.

Untuk tahap pertama, kata dia, total lahan yang sudah dibebaskan tersebut sudah hampir mencapai 1.000 hektare. Sesuai hasil kajian, Pemprov Jabar akan menyiapkan lahan seluas 1.800 hektare termasuk untuk sisi daratnya.

"Ini, untuk antisipasi jangka panjang," katanya.

Pemprov Jabar, kata dia, menyiapkan lahan mencapai 1.800 hektare karena belajar dari Bandara Soekarno Hatta. Kalau lahan yang disiapkan cukup luas, maka saat proses pengembangan akan menjadi lebih mudah.

Iwa mengatakan, total dana pembebasan lahan yang sudah dialokasikan Pemprov Jabar dari awal hingga tahun ini mencapai Rp 895 miliar. Sedangkan dari  APBN, total dana yang sudah dialokasikan mencapai Rp 600 miliar. Anggaran pusat ini, dialokasikan untuk membangun sisi darat bandara.

Sedangkan kebutuhan untuk pembangun tower navigasi dan pemasangan radar, menurut Iwa, dana yang dibutuhkan sebesar Rp 1,7 triliun. Sementara pembangunan fisik, saat ini terus berproses. Anggaran yang diperlukan, sebesar Rp 2,1 triliun.

"Pembangunan fisik saat ini sudah mencapai 10 persen," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement