Rabu 03 Aug 2016 14:44 WIB

Harga Daging Sapi di Mataram Enggan Turun Sejak Ramadhan

Red: Nur Aini
Daging sapi (ilustrasi)
Daging sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Mataram menyebutkan, tingginya permintaan terhadap daging sapi memicu harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional hingga kini belum bisa turun.

"Harga daging sapi saat ini masih bertahan pada angka Rp 120 ribu per kilogram sejak bulan Ramadhan 1437 Hijriah," kata Kepala Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Rabu (3/8).

Menurutnya, bertahannya harga daging sapi ini karena tingginya permintaan hingga saat ini. "Itu bisa kita lihat dengan meningkatnya jumlah sapi yang dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH) Majeluk yang meningkat dari hari-hari biasa 18-20 ekor kini menjadi 22-23 ekor per hari, belum lagi di RPH Sekarbela yang jumlahnya hampir sama," ujarnya.

Apalagi, ujarnya, setelah Idul Fitri setiap tahunnya biasanya menjadi musim nikah dan musim haji. Dimana, warga di Pulau Lombok biasanya melaksanakan selamatan dengan acara besar-besaran. Ia mengatakan tingginya, harga daging sapi saat ini juga karena banyaknya kegiatan nasional yang berlangsung di Kota Mataram seperti Hari Anak Nasional dan yang masih berjalan sekarang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Nasional. "Jadi pedagang Sate Rembige, bakso, sate bulayak, bebalung, dan makanan khas Lombok lainnya yang berbadan baku daging sapi laris manis," ujarnya.

Melihat peluang itu, katanya, para pengusaha sapi tentu belum mau menurunkan harga jual daging sapi, apalagi saat ini sudah mendekati Idul Adha atau Idul Kurban. "Kami bahkan memprediksi penurunan harga daging sapi akan terjadi setelah Idul Adha," katanya.

Menyinggung tentang stok, Mutawalli menyebutkan, stok sapi di tingkat peternak dan jagal masih normal.

"Prinsipnya stok dan distribusi sapi normal, tetapi harga daging sapi belum bisa turunk karena permintaan meningkat," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement