Rabu 03 Aug 2016 00:01 WIB

Wayang Wahana Efektif Sosialisasikan Pancasila

pagelaran Wayang Kulit Nusantara dalam rangka syukuran ditetapkannya 1 Juni sebagai Hari Kelahiran Pancasila, yang diselenggarakan di Alun-alun Kabupaten Blitar, Selasa (2/8).
pagelaran Wayang Kulit Nusantara dalam rangka syukuran ditetapkannya 1 Juni sebagai Hari Kelahiran Pancasila, yang diselenggarakan di Alun-alun Kabupaten Blitar, Selasa (2/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Pagelaran wayang dinilai sebagai salah satu wahana yang tepat dan efektif untuk mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila agar membumi dan diimplementasikan dalam kehidupan.

Demikian disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam sambutan acara pagelaran Wayang Kulit Nusantara dalam rangka syukuran ditetapkannya 1 Juni sebagai Hari Kelahiran Pancasila, yang diselenggarakan di Alun-alun Kabupaten Blitar, Selasa (2/8).

Hadir juga dalam acaratersebut Sekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, Ketua Fraksi PDIP di MPR Achmad Basarah, seniman Butet Kertaradjasa, dan sejumlah bupati dan walikota di Jawa Timur.

Kehadiran Tjahjo dan Yasonna beserta sejumlah elite PDIP dalam acara tersebut juga sekaligus bentuk dukungan dan penugasan langsung dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mendadak tidak bisa hadir karena harus menghadiri acara internasional bersama Presiden Jokowi, di Jakarta.

 

"Dengan Pancasila sebagai ideologi, kita sebagai suatu bangsa bisa disatukan meskipun ada banyak suku dan golongan. Apa yang sudah digali oleh Bapak Bangsa kita, Bung Karno itu harus kita pegang teguh untuk menjadi pegangan kita. Dan melalui wayang, yang juga menjadi kesukaan Bung Karno sejak kecil, kita diajarkan bagaimana kita hidup dengan gotong royong, tenggang rasa, dan saling menghargai," kata Tjahjo Kumolo.

Tjahjo mengungkapkan, dengan ditampilkannya lakon Bimo Labuh oleh dalang kondang Ki Anom Suroto bisa menjadi pembelajaran bagaimana seseorang yang sejatinya adalah pemimpin untuk menjalankan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Menkumham Yasonna H Laoly menyampaikan, wayang sebagai tontonan yang didalamnya banyak mengandung tuntunan tidak hanya menyuguhkan soal pertarungan, seperti antara Kurawa dan Pandawa. Tetapi juga mengajarkan bahwa suatu kebenaran haruslah diperjuangkan. Dalam konteks itulah, dia menilai sangat relevan ketika pagelaran wayang ini menjadi wahana dalam mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan,  Bung Karno yang sejak kecil menggemari dan menjadikan spirit dalam pewayangan sebagai spirit dalam perjuangannya memang tepat untuk terus dilestarikan dan dijadikan wahana untuk membangkitkan spirit nilai-nilai Pancasila. Terlebih, sekarang ini dengan telah ditetapkannya 1 Juni sebagai Hari Kelahiran Pancasila.

"Ini suatu yang luar biasa, kita patut bersyukur," katanya.

Sementara itu, Gus Ipul dalam sambutannya selaku penanggung jawab acara mengungkapkan, acara tersebut adalah sebagai bentuk rasa syukur karena perjuangan panjang agar pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai Hari Kelahiran Pancasila telah terkabulkan melalui Keputusan Presiden (Kepres) oleh Presiden Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Gus Ipul menyampaikan terimakasih kepada sejumlah pihak yang sejak awal memberikan dukungan seperti Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Gubernur Jatim Soekarwo, dan pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

"Kita bersyukur karena punya Pancasila, negara lain berantem, geger, perang saudara. Kita tetap dengan persatuan yang harmoni," katanya.

Sesuai rencana, pagelaran Wayang Kulit Nusantara ini agan digelar di beberapa daerah di Jawa Timur dalam rangkaian acara syukuran Hari Kelahiran Pancasila. Daerah-daerah tersebut antara lain Nganjuk, Ngawi, Madiun, Jombang, Ponorogo, dan Trenggalek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement