Selasa 02 Aug 2016 22:48 WIB

Ziarah Makam Bung Karno Awali Syukuran Hari Lahir Pancasila

Ziarah Makam Bung Karno
Ziarah Makam Bung Karno

REPUBLIKA.CO.ID,BLITAR -- Penetapan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila disyukuri dengan berbagai rangkaian acara. Hari ini, sejumlah tokoh mengawali syukuran dan sosialisasi Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni dengan melakukan ziarah di makam Proklamator yang juga penggali Pancasila, Soekarno.

Para tokoh yang hadir mengikuti ziarah antara lain Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf selaku penanggungjawab acara, Sekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, Wasekjen PDIP Achmad Basarah, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkumham Yasonna H Laoly, dan seniman Butet Kertaradjasa.

Sekitar 30 menit berdoa bersama di makam Bung Karno dan juga makam ayahnya, R Soekemi Sosrodihardjo, mereka kemudian menghadiri pagelaran wayang kulit di alun-alun Blitar.

"Ini bagian dari rasa syukur kita dengan telah ditetapkannya 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Kita lakukan sosialisasi, salah satunya dengan pagelaran wayang. Ini salah satu yang efektif dalam menyampaikan nilai-nilai Pancasila, mengingat bagi masyarakat Jawa wayang ini tidak sekadar tontonan, tetapi juga mengandung tuntunan," kata Saifullah Yusuf, Selasa (2/8).

Gus Ipul-panggilan Saifullah Yusuf-, penyelenggaraan acara tasyakuran ini dilaksanakan berkat kerjasama GP Ansor dan Pemkab Blitar. Rencananya, beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur juga akan menggelar acara sama diantaranya Kota Blitar, Nganjuk, Ngawi, Madiun, Jombang, Ponorogo, dan Trenggalek.

"Kita ingin Pancasila nilai-nilainya dibumikan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bermasyarakat maupun bernegara. Dengan cara ini (wayang) di situ ada guyub rukun antar generasi, antar golongan," tukasnya.

Dalam pagelaran wayang kali ini, kata Gus Ipul, lakon yang dipentaskan adalah Bimo Labuh oleh Ki Dalang Anom Suroto. Dalam lakon itu intinya menceritakan bahwa membantu orang itu tidak harus saat dia sedang rejekinya baik, atau saat berkuasa, tetapi bisa kapan saja seperti dilakukan Bima dan saudara-saudaranya para Pandawa yang saat itu terusir dari Astina.

"Bimo labuh demi rakyat rela berkorban demi rakyat, itulah pamong yang benar-benar momong terhadap rakyatnya," ujarnya.

Sementara itu, dalam pagelaran wayang, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan beberapa kepala daerah (bupati/walikota) juga hadir. Ribuan rakyat yang menyaksikan pagelaran tersebut menjadikan alun-alun Kabupaten Blitar semakin meriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement