REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengakuan terpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman kepada koordinator Kontras Haris Azhar menimbulkan tanda tanya besar. Terlebih dalam pengakuan itu, Freddy menyebut keterlibatan aparat dalam rantai peredaran narkoba di Tanah Air.
"(Kalau benar) ini suatu yang memalukan negara karena aparat terlibat dalam tindak kriminal yang amat besar," ujar anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Charles Honoris di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (1/8).
Hingga kini cerita tersebut belum bisa diverifikasi. Namun, kata dia, pengakuan Freddy tersebut bisa menjadi salah satu informasi sebagai bahan penyelidikan. Apabila informasi ini sudah terbukti kebenarannya, maka akan bisa dimajukan ke tingkat selanjutkan. Terutama dalam membongkar dugaan keterlibatan oknum aparat dalam mata rantai peredaran barang haram tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa waktu lalu beredar tulisan Haris Azhar di media sosial. Tulisan tersebut dibuat berdasarkan pertemuan Haris dengan terpidana mati kasus penyalahgunaan narkoba Freddy budiman pada 2014 di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan.
Dalam pertemuan itu, Freddy menceritakan banyak hal, diantaranya soal aparat penegak hukum yang bermain di 'banyak kaki', pemberian uang miliaran rupiah ke dua institusi pemerintah, hingga penggunaan mobil milik aparat untuk mengangkut narkoba sehingga perjalanannya aman tanpa gangguan.