Ahad 31 Jul 2016 00:54 WIB

Pilgub Jakarta Dimungkinkan Pertarungan Empat Cagub

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Angga Indrawan
Logo dan lambang partai politik di Indonesia.
Foto: sekilasindonesia.com
Logo dan lambang partai politik di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz memiliki pandangan soal pemetaan koalisis partai politik dalam Pilgub DKI 2017. Ia meyakini masih ada peluang munculnya empat Cagub.

Saat ini, total jumlah kursi di DPRD ada 106 kursi. Pembagiannya adalah PDIP (28 kursi), Gerindra (15 kursi), PKS (11 kursi), Hanura (10 kursi), PPP (10 kursi), Demokrat (10 kursi), Golkar (9 kursi), PKB (6 kursi), Nasdem (5 kursi) dan PAN (2 kursi). Ia menjelaskan koalisi bisa dibentuk dari tiga kategori utama, yaitu karakter partai, variasi kedekatan pemilih dan keinginan mengusung Cagub.

"Dengan syarat dukungan 22 kursi dari total 106 kursi untuk mengajukan calon, sangat potensial akan adanya jumlah pasangan calon yang maksimal; yaitu empat pasangan calon," katanya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (30/7).

Skenario koalisi pertama yaitu berdasarkan karakter partai terdiri dari koalisi Nasdem, Golkar dan Hanura (24 kursi) berhadapan dengan PDIP (28 kursi), koalisi Gerindra, Demokrat (25 kursi) dan koalisi PKB, PPP, PAN, PKS (29 kursi).

Skenario kedua, menurutnya bisa muncul juga empat calon jika Gerindra dan PKS berkoalisi (26 kursi). Sedangkan PKB, PAN, PPP, Demokrat (28 kursi) dan Nasdem, Golkar, Hanura (24 kursi) saling membuat koalisi masing-masing. Adapun PDIP bisa mencalonkan sendiri Cagubnya.

Skenario ketiga, menurutnya bisa juga muncul empat nama Cagub ketika PDIP mengusung sendiri Cagubnya. Sedangkan Gerindra, PPP, PAN membentuk koalisi. Adapun Demokrat, PKS dan PKB juga bisa membentuk koalisi sendiri. Lawannya, tentu koalisi Nasdem, Golkar dan Hanura.

"Bagaimanapun koalisi dibangun, semakin banyak jumlah pasangan calon maka semakin mengakomodasi latar belakang dan kepentingan warga Jakarta," ujarnya.

"Selain meningkatkan partisipasi pemilih, jumlah pasangan calon yang maksimal akan menguatkan legitimasi pemimpin Jakarta. Para tokoh-tokoh yang sudah berniat sejak awal untuk ikut berkompetisi, juga semakin banyak yang bisa diakomodir," tambahnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement