REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Imam Nahrawi mengaku tidak mengkhawatirkan apakah dirinya terkena reshuffle Kabinet Kerja yang saat ini sudah memasuki jilid kedua.
"Saya khawatir jika tidak bisa memberi yang terbaik dalam pekerjaan saya yang telah diamanatkan," kata Imam di Jakarta, Rabu (17/7).
Imam mengaku tidak bisa menilai apakah dirinya telah memberi dan bekerja dengan sebaik-baiknya atau belum karena menurutnya yang bisa menilai adalah orang lain. Terkait dengan dirinya yang tidak masuk jajaran menteri yang diganti, Imam mengatakan dirinya hanya ingin bekerja sebaik mungkin untuk membantu presiden.
"Saya akan membantu presiden, melaksanakan semua perintahnya, visi dan misinya serta arahan beliau karena memang itu hakikatnya pembantu presiden," ujar Imam.
Presiden Joko Widodo melakukan reshuffle jilid kedua yang memasukkan sembilan nama baru untuk posisi menteri dan mereposisi empat nama ke posisi baru.
Nama-nama menteri baru tersebut adalah Eko Putro Sandjojo yang menggantikan Marwan Jafar sebagai Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Sri Mulyani Indrawati menjadi Menteri Keuangan menggantikan Bambang Brodjonegoro yang mengisi posisi Menteri PPN/Kepala Bappenas.
Sofyan Djalil yang sebelumnya menjabat Menteri PPN/Kepala Bappenas menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang menggantikan Ferry Mursyidan Baldan. Wiranto masuk kabinet menjadi Menko Polhukam menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan yang kini menempati posisi Menko Maritim menggantikan Rizal Ramli.
Lalu Asman Abnur menjabat Menpan-RB menggantikan Yuddy Chrisnandi, Muhajir menjabat Mendikbud menggantikan Anies Baswedan, Budi Karya Sumadi menjadi Menhub menggantikan Ignasius Jonan, dan Archandra Tahar menjabat Menteri ESDM menggantikan Sudirman Said.
Enggartiasto Lukita masuk kabinet menduduki posisi Menteri Perdagangan menggantikan Thomas Lembong yang kini menjadi Kepala BKPM menggantikan Franky Sibarani.