Rabu 27 Jul 2016 23:55 WIB

Sampai Jumpa Pak Sudirman, Selamat Bertugas Pak Archandra!

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: M.Iqbal
Menteri ESDM Sudirman Sahid (tengah) berpelukan saat melakukan pamitan kepada seluruh staf di kementrian ESDM di Jakarta, Rabu (27/7).  (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menteri ESDM Sudirman Sahid (tengah) berpelukan saat melakukan pamitan kepada seluruh staf di kementrian ESDM di Jakarta, Rabu (27/7). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Sejak Rabu (27/7) pagi, Gedung Heritage yang berada di bagian depan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah ramai pejabat berkemeja putih. Jarum jam belum juga genap menunjukkan pukul 07.00 WIB. Namun sejumlah pejabat eselon 1 Kementerian ESDM sudah tampak hadir.

Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi IGN Wiratmaja Puja, Dirjen Energi Baru Terbarukan Rida Mulyana, dan Dirjen Ketenagalistrikan Jarman adalah beberapa pejabat yang sudah hadir bahkan sebelum petugas penerima tamu di lobi gedung Kementerian ESDM datang bertugas. Tak lama berselang, semua pejabat lantas naik tangga menuju lantai dua dan berkumpul dengan pejabat lainnya. Mereka semua menunggu satu sosok yang pagi itu sengaja mengumpulkan semua pejabat kementerian, yang siapa sangka, untuk terakhir kalinya.

Atasan mereka, Menteri ESDM Sudirman Said yang sedari awal ditunggu kehadirannya, akhirnya datang sekitar pukul delapan kurang lima belas menit. Mobil Toyota Vellfire hitam yang biasa Sudirman gunakan berhenti tepat di depan gedung. Begitu turun dari mobil, beberapa staf kementerian langsung menyambut dengan salaman plus bonus cium tangan.

Barangkali mereka sadar, saat itu momen terakhir berjabat tangan dengan sang menteri sebelum akhirnya ada sosok lain yang menggantikannya. "Sudah, tidak perlu pakai cium tangan segala," ujar Sudirman singkat. Atmosfer haru memang sangat terasa begitu Sudirman diantar naik ke lantai dua, bertemu dengan pejabat lain yang sudah menunggu.

Narasi di atas membuka hari terakhir Sudirman Said sebagai Menteri ESDM. Siang harinya di Istana Negara, Presiden Joko Widodo mengumumkan perombakan kabinet besar-besaran. Secara resmi Sudirman tak lagi menjabat sebagai menteri.

Sebuah jabatan yang dijalani hampir dua tahun ke belakang. Posisi Sudirman tergantikan oleh seorang praktisi migas yang usianya kini menginjak 45 tahun, Archandra Tahar. Nama Archandra sebetulnya sudah santer terdengar sejak semalam sebelumnya, namun Sudirman masih enggan mengonfirmasinya.

Sore hari, selepas acara pelantikan menteri-menteri baru di Istana Negara, Archandra berangkat menuju Kementerian ESDM. Kedatangannya disambut oleh jajaran pejabat Kementerian ESDM dan puluhan awak media. Sosok Archandra yang memang belum akrab dengan media, masih enggan menjawab beberepa pertanyaan wartawan.

Dalam sambutan pisah sambutnya, Sudirman menyebutkan siap untuk sewaktu-waktu dipanggil kembali demi mendiskusikan isu-isu startegis sektor energi. "Saya ingin mengatakan kapanpun saya dibutuhkan, saya siap diundang untuk share apapun yang menjadi pengalaman pada dua tahun ini. Industri ini barangkali akan lebih baik dibangun dengan mengurangi intervensi politik, mengurangi intervensi politik," kata Sudirman.

Sementara Arcandra, yang memiliki latar belakang profesional di bidang pengembangan fasilitas migas lepas pantai, menyampaikan fokusnya di sektor migas tanpa mengesampingkan sektor lainnya yang ada dalam lingkung sektor energi. Setelah menetap di Amerika Serikat selama lebih dari 20 tahun, dia mengaku terpanggil setelah Presiden Jokowi memintanya mengabdi untuk menjadi menteri yang menggawangi sektor energi.

Archandra mengaku tak akan meninggalkan program-program yang sudah dijalankan oleh menteri sebelumnya, sepanjang masih relevan dengan visi dan misi Presiden. "Saat ini kita berlomba lomba menarik investor menanamkan modalnya. Berbagai macam insentif baik dari segi insentif fiskal dan perpajakan maupun  kemudahan-kemudahan sudah ditemui secara jamak di negara negara yg dekat maupun di negara negara yg jauh dari kita. Pertanyaannya, seberapa menarik Indonesia?" jelas Archandra.

Archandra menjelaskan, sebelum adanya Undang-Undang Migas Tahun 2002, investor merasa nyaman untuk menggelontorkan modalnya di dalam negeri. Kondisinya justru menyusut ketika aturan ini berjalan. Archandra menilai ada yang harus diperbaikai dalam UU Migas ke depannya, melalui revisi UU yang memang sedang digarap.

"Peraturan yg tidak bermuara kepada kemudahan investasi harus kita hapus. UU Migas harus bisa menjawab bahwa era minyak dengan kondisi geologi yang mudah, dan ditunjang dengan infrastruktur yang memadai sudah lewat," katanya. Berbagai pandangan lantas dia sampaikan di depan para pejabat ESDM dan menteri terdahulu, yakni Sudirman.

Acara pisah sambut sore tadi ditutup dengan saling berjabat tangan yang diikuti para tamu termasuk direktur utama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor energi seperti Pertamina, PLN, PGN, dan Pertagas. Pegawai di lingkungan ESDM pun ikut menyambut hangat kehadiran atasan mereka yang baru.

Meskipun pada yang saat yang bersamaan, mereka tak memungkiri merasa kehilangan atas sosok Sudirman. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM Sujatmiko menyebutkan bahwa Sudirman adalah sosok yang berintegritas sekaligus mau turun ke bawah untuk memastikan target bisa tercapai dengan baik.

"Kami menemukan mutiara, figur yang sangat berharga bagi Kementerian ESDM, dan bagi bangsa. Kami melihat sendiri integritas beliau sehingga kita dapat bekerja lebih nyaman. Pasti ada perasaan haru karena kami merasa beruntung pernah bekerja dengan beliau," katanya. Sedangkan untuk kehadiran Arcandra, dia berharap agar harmonisasi bisa segera tumbuh bersama pegawai Kementerian ESDM. Baik Sudirman dan Arcandra adalah sosok-sosok hebat yang mumpuni dalam memimpin kementerian yang mengurusi masalah energi ini. Sampai jumpa Pak Sudirman, Selamat Bertugas Pak Archandra!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement