Rabu 27 Jul 2016 23:29 WIB

PSI: Pilihan Jokowi Berdasarkan Kompetensi dan Profesionalisme

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie.
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menilai keputusan Presiden Joko Widodo melakukan perombakan kabinet dilakukan di saat yang tepat. Pasalnya, kata Grace,  berdasarkan survei yang dirilis 24 Juli lalu, saat ini tingkat kepuasan rakyat Indonesia terhadap kinerja Jokowi mencapai 67 persen.

"Naik signifikan jika dibandingkan tahun lalu, di mana yang menyatakan puas baru mencapai 41 persen," ujar Grace dalam akun Twitternya, Rabu (27/7). Grace juga menilai pilihan Jokowi sangat jelas berdasarkan kompetensi dan profesionalisme. "Saya yakin tetap ada pertimbangan politik di sana."

    

Menurut Grace, fokus utama yang harus dilakukan adalah benar-benar memaksimalkan kinerja pemerintah di tengah tantangan lesunya perekonomian global saat ini. Ia menyebut salah satu nama menteri yang menyedot perhatian adalah Sri Mulyani. Dalam pandangan dia, kompetensi dan rekam jejak Sri Mulyani tak diragukan lagi.

    

"Selain seorang akademisi, Bu Sri Mulyani punya segudang pengalaman. Ia adalah perempuan dan orang Indonesia pertama yang menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia," kata Grace. Sebelumnya Sri Mulyani pernah menjabat Menteri Keuangan, Kepala Bapenas & Plt Menko Bidang Perekonomian. Grace menilai Sri Mulyani sebagai sosok yang cerdas, tegas dan cekatan.

Grace tampak gembira dengan bertambahnya jumlah perempuan dalam kabinet kerja. Ia optimistis Sri Mulyani bisa membenahi ekonomi Indonesia di tengah lesunya ekonomi dunia. "Kita perlu pertumbuhan ekonomi yang inklusif untuk membuat lebih banyak lapangan pekerjaan bai generasi muda yang saat ini jumlahnya mencapai sepertiga populasi Indonesi," cetus Grace.

Ia menegaskan, pembangunan ekonomi harus membela mereka yang tertinggal. Menurutnya, ketimpangan bisa menghambat pertumbuhan Indonesia. Grace juga mengapresiasi masuknya nama Prof Muhadjir Effendy sebagai. "Pendidikan adalah salah satu PR besar kita," tegasnya. Bonus demografi, kata dia, bisa menjadi bencana demografi jika generasi muda tak dbekali skill yang baik.

"Ini tentu berarti kita butuh sistem pendidikan yang baik," tuturnya. Grace menilai Muhadjir  sebagai "man of action". Tak banyak beretorika tapi pintar bekerja. Ia lama menggeluti dunia pendidikan. "Selamat bertugas bagi Kabinet Kerja yang baru. Tantangan besar menanti. Terima kasih kepada para menteri yang telah selesai bertugas," ucap Grace.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement