REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanggal 27 memiliki makna tersendiri bagi Anies Baswedan. Sebab, tepat pada 27 Oktober 2014, dirinya mulai memperoleh amanat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Namun angka ini juga memiliki arti lain pada 27 Juli ini.
“27 Juli 2016 ini tugas saya sebagai Mendikbud telah dicukupkan dan pada 27 tepatnya di bulan Oktober 2014 juga saya mulai bertugas,” kata Anies di hadapan para pegawai dan pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), di Gedung A Kemendikbud Senayan, Jakarta, Rabu (27/7).
Dengan suara seraknya, Anies mencoba mengungkapkan kesan yang dia rasakan sebagai Mendikbud selama 20 bulan ini. Selama masa itu, Anies merasakan kesan amat dalam dengan keluarga besar Kemendikbud. Di matanya, Kemendikbud sudah menjadi bagian keluarga yang selalu hangat menyambut dia dan keluarganya. Karena kehangatan inilah, Anies yang ketika itu berbaju batik cokelat ini mengaku merasa kehilangan.
Di masa singkatnya ini, Alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) ini menilai masih banyak tugas yang belum terselesaikan. Namun dia meyakini Mendikbud baru, Muhadjir Effendy, bisa melanjutkan dan menyelesaikannya dengan baik. Terlebih lagi pekan lalu dia telah berupaya menciptakan budaya baru, yakni orang tua mengantar anak ke sekolah.
“Ini sederhana, tapi bila kesederhanaan ini dipertahankan Insya Allah bisa mengubah interaksi antara orang tua dan sekolah,” kata Anies yang ketika itu didampingi keluarga dan ibundanya.
Semasa 20 bulan ini, Anies juga mengungkapkan bagaimana Kemendikbud mengupayakan agar masyarakat dan orang tua tidak lagi merasa khawatir selama masa Pengenalan Lingkungan Siswa (PLS). Sebab, perpeloncoan yang selama ini terjadi setidaknya bisa berkurang dibandingkan tahun lalu.