Rabu 27 Jul 2016 13:50 WIB

Proses Perombakan Kabinet Dimulai Sejak Sebelum Puasa

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Indira Rezkisari
 Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, bersama jajaran menteri yang baru berfoto bersama usai konferensi pers terkait perombakan Kabinet Kerja ke-2 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/7).(Republika/Wihdan Hidayat)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, bersama jajaran menteri yang baru berfoto bersama usai konferensi pers terkait perombakan Kabinet Kerja ke-2 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/7).(Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengumumkan perombakan kabinet jilid dua, Rabu (27/7). Presiden menunjuk sembilan menteri baru dan empat menteri mengalami pergeseran posisi.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung menungkapkan, Presiden sudah cukup lama mempertimbangkan perombakan kabinet ini. "Proses lumayan panjang, dimulai sebelum puasa. Tapi dengan berbagai pertimbangan, hari ini baru bisa diputuskan," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (27/7).

Pramono menjelaskan, Presiden melakukan komunikasi secara langsung dengan calon-calon menteri yang ada. Meskipun, tidak semua komunikasi dilakukan secara tatap muka. "Contohnya dengan ibu Sri Mulyani," kata Pramono.

Pramono mengatakan, Presiden terlebih dahulu meminta izin kepada Presiden World Bank Jim Yong Kim karena Sri Mulyani sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pelaksana di World Bank.

"Tadi pagi, Presiden sudah berkomunikasi dengan petinggi World Bank. Alhamdulillah, Presiden Kim memberikan persetujuan," ucap Pramono. ‎

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement