REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Keluarga terpidana mati mendatangi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Batu, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, melalui Dermaga Wijayapura, Rabu (27/7).
Dari pantauan di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Rabu, satu mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi tampak mendatangi tempat penyeberangan khusus menuju Pulau Nusakambangan sekitar pukul 11.00 WIB.
Sesampainya di halaman depan dermaga, tiga penumpang yang terdiri atas dua orang ibu dan tiga anak yang seluruhnya mengenakan hijab serta masker tampak turun dari mobil. Mereka yang diduga keluarga terpidana mati itu, segera memasuki pos penjagaan Dermaga Wijayapura.
Selang 15 menit kemudian, sejumlah mobil jenis minibus serta satu bus milik Pemerintah Kabupaten Cilacap yang mengangkut perwakilan kedutaan besar negara asal beberapa terpidana mati beserta jaksa dan penasihat hukum, tiba di Dermaga Wijayapura dengan pengawalan polisi bersepeda motor dan bermasker serta menyandang senjata laras panjang.
Rombongan tersebut langsung memasuki halaman dalam Dermaga Wijayapura untuk menyeberang ke Nusakambangan dengan menggunakan Kapal Pengayoman IV.
Tidak lama berselang, tampak salah seorang anggota tim penasihat hukum terpidana mati, Freddy Budiman, ke luar dari Dermaga Wijayapura dan beberapa saat kemudian kembali menuju tempat penyeberangan itu.
Saat wartawan mencoba meminta waktu untuk wawancara, pengacara dari Kantor Advokat dan Konsultan Hukum H. Untung Sunaryo, Bc.I.P., S.H., Bonni Alim Hidayat, S.H., dan Rekan itu, enggan memberikan keterangan.
"Nanti saja ya setelah ke luar (dari Nusakambangan)," katanya sambil berlari menuju Dermaga Wijayapura dengan membawa beberapa berkas.
Sebanyak 14 terpidana mati dikabarkan telah menempati ruang isolasi di Lapas Batu, Pulau Nusakambangan, sejak Senin (25/7), pukul 22.00 WIB. Akan tetapi, hingga saat ini Kejaksaan Agung belum merilis identitas terpidana mati yang akan dieksekusi dan kapan eksekusi itu akan dilaksanakan.