Selasa 26 Jul 2016 00:18 WIB

Ini Alasan Mengapa Polisi Sangat Dibenci di Poso

Red: Ilham
Pimpinan kelompok teroris di Poso, Santoso (ilustrasi)
Foto:

Santoso kemudian melakukan baiat kepada ISIS untuk menarik perhatian internasional. Walaupun sebenarnya, menurut Robi, Santoso tidak tertarik berjihad di Suriah. "Ini bukan persoalan hagemoni, ini persoalan Santoso mengekpresikan sikap beberapa orang yang melihat konflik tidak diselesaikan dengan adil," kata Robi.

Kembali menurut Muhammad Syafii, banyak tindakan polisi yang semena-mena dalam menangani tersangka kejahatan di Poso. Tindakan tersebut malah menimbulkan kebencian. "Penjahat kayak apa? dia (polisi) datangi itu ke rumah malam-malam, lampu dimatiin lalu mata dilakban, mulut dilakban dibawa lalu dipukulin. Semua penanganan kayak gitu. Dan itu terjadi di depan anaknya, istrinya, itu timbulkan kebencian," kata Syafii.

Saat ini, setelah meninggalnya Santoso, suasana di Poso sangat aman dan tentram. Itu karena polisi tak lagi di sana.

Sebagai bukti, kata Syafii, jenazah Santoso disambut dari berbagai kalangan masyarakat. Bahkan dengan membawa tulisan "selamat datang syuhada". Sementara di sisi lain, mereka menginginkan agar aparat kepolisian angkat kaki dari kota mereka.

"Sekarang jadi siapa yang dianggap teroris? Santoso malah disambut, sementara polisi di suruh angkat kaki," kata Syafii.

Santoso dan rekannya Mukhtar tertembak dalam baku tembak operasi Tinombala di Poso, Senin (18/7). Saat ini, anggota kelompok Santoso masih tersisa 18 orang. Sementara istri Santoso, Jumiatun alias Umi Delima tertangkap ketika turun gunung untuk mencari makanan.

Polri mengimbau supaya kelompok tersebut tidak melakukan aksi balas dendam usai tertembaknya Santoso yang dianggap sebagai pimpinan jaringan teroris tersebut.

"Balas dendam adalah perbuatan yang tidak bagus, tidak baik. Lebih bagus kita menjauhkan diri dari sifat-sifat seperti itu," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar.

sumber : Data Republika.co.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement