Sabtu 23 Jul 2016 18:55 WIB

MUI Bali Rawat 12 Jenazah Telantar

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Teguh Firmansyah
Jenazah (ilustrasi).
Foto: Immortal.org/ca
Jenazah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sebanyak 12 jenazah terlantar, Sabtu (23/7), dimakamkan oleh Tim Penanganan Jenazah Muslim Terlantar (PJPT) bentukan MUI Bali.

Jenazah yang dirawat itu adalah mereka yang selama ini disimpan di instalasi kamar jenazah RSU Pusat Denpasar. "Jenazah ini sudah lebih dari setahun disimpan di RSU Pusat Denpasar," kata Ketua Tim PJPT, Totok Nugroho.

Seusai pemakaman 12 jenazah itu, kepada Republika, Totok menjelaskan, seluruh jenazah yang dimakamkan sudah masuk dalam daftar kremasi. Karenanya sebut Totok, bila jenazah itu tidak segera dikuburkan dan ditangani sesuai tata cara agama Islam, maka seluruh Muslim akan berdosa.

Ke -2 jenazah yang kemarin dimakamkan adalah tiga jenazah orang dewasa dan sembilan jenazah bayi dan orok. Jenazah yang terlantar di RSU Pusat Denpasar adalah mereka yang tidak diketahui keluarganya, atau keluarganya dikenal, tapi tidak mau mengambil jenazah karena biaya rumah sakit yang mahal.

Sedangkan untuk jenazah bayi dan orok sebut Totok, umumnya mayat bayi yang ditemukan di pinggir jalan, di tempat sampah atau di got. Seluruh jenazah diketahui beragama Islam, sesuai informasi yang diterima dari petugas RSU Pusat Depasar. Seluruh mayat terlantar itu, dimakamkan di pemakaman muslim yang ada di Depasar.

"Kami sudah berkoordinasi dan itu berdasarkan penjelasan dari pihak rumah sakit," kata Totok.

Baca juga, Makam Imam Bonjol Jadi Wisata Religi.

Ada pun mengenai biaya pengambilan jenazah dari RSU Pusat Denpasar, dikatakan Totok, dihimpun dari para dermawan Muslim. Selain itu sebutnya, juga karena ada kebijakan berupa pembebasan biaya dari pihak rumah sakit.

Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSU Pusat Denpasar, dr Dudut Rustyadi SpF SH mengatakan, ada sekitar 50 jenazah terlantar yang tersimpan di RSU Pusat Denpasar. Pihak RS sebutnya, selalu aktif menghubungi keluarga korban agar jenazah keluarganya ditangani, namun karena masalah teknis, sejumlah jenazah belum tertangani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement