REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Muhammad Zainul Majdi mengatakan, anak merupakan karunia sekaligus titipan dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga harus dijaga dan dilindungi.
"Tuntunan agama dalam melihat anak ada dua, anak sebagai karunia yang harus diterima dengan suka cita sekaligus sebagai titipan yang berarti ada tanggung jawab untuk melindungi," kata Zainul dalam sambutannya pada Peringatan Hari Anak Nasional 2016 di Taman Sangkareang, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (23/7).
Zainul mengatakan, suka cita atas karunia Tuhan berupa anak dilukiskan dengan berbagai tradisi di berbagai daerah di Indonesia. Tradisi itu bukan saja dilakukan setelah anak lahir, tetapi bahkan sejak masih di dalam kandungan, sebagai rasa syukur atas pemberian Tuhan.
Sedangkan anak sebagai titipan dan amanah, berarti anak senantiasa harus dijaga dan dilindungi. Tugas untuk menjaga dan melindungi itu tidak hanya oleh orang tua masing-masing anak, tetapi oleh seluruh masyarakat.
"Perlindungan anak merupakan tugas dan tanggung jawab masyarakat secara kolektif. Masyarakat wajib terlibat dalam mendidik anak untuk masa depan yang lebih baik," katanya.
Zainul mengatakan, langkah afirmatif atau pembelaan negara dalam memberikan perlindungan kepada anak-anak saat ini semakin nyata. Ini dibuktikan melalui rencana pemberatan hukuman bagi pelaku kejahatan seksual terhadap anak-anak.
"Semua upaya pemerintah untuk melindungi dan memberikan kepastian hukum secara lahir dan batin kepada anak-anak akan didukung pemerintah daerah dan masyarakat sepenuhnya. Semua hal yang dapat mengganggu anak harus dijauhkan," katanya.
Zainul juga menyatakan, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan khususnya Kota Mataram merasa mendapat kehormatan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Peringatan Hari Anak Nasional 2016. Peringatan Hari Anak Nasional 2016 cukup istimewa karena pertama kali diadakan di luar Istana Kepresidenan.