Sabtu 23 Jul 2016 11:08 WIB

Kupang Alami Krisis Air Bersih

Krisis air
Foto: Republika/Rakhmawaty
Krisis air

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kota Kupang saat ini mulai mengalami krisis air bersih untuk pemenuhan kebutuhan dalam rumah tangga warga pelanggan. Saat ini tersisa debit 400 liter/detik saja, karena Kupang mengalami defisit hingga 800 liter/detik akibat kemarau panjang.

"Hujan yang tidak bisa mengguyur cukup di musimnya tahun ini telah memantik suhu panas tinggi dan terjadi penguapan yang cukup. Debit air baku kita pun turun," kata Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kupang Noldy Mumu kepada Antara di Kupang, Sabtu.

Menurut dia, kondisi alam dan cuaca memasuki awal tahun 2016 yang tidak lagi diguyur hujan hingga saat ini telah memberikan warna tersendiri bagi kondisi ketersediaan air baku di sejumlah sumber air baku milik PDAM Kota Kupang.

"Kita tidak bisa melawan alam yang berubah begitu drastis dengan kemarau yang lebih panjang di tahun ini," kata dia.

Sejumlah sumber air baku permukaan milik PDAM Kota Kupang yang selama ini dimanfaatkan seperti 'Kali Dendeng' dan beberapa sumber air baku bawah tanah berupa sumur bor lainnya, telah mengalami devisit yang luar biasa signifikannya.

Dalam kondisi normal di kala debit berada pada posisinya, kata dia, air baku milik PDAM akan beralir sangat baik dengan komposisi 1.200 liter/detik. Namun kondisi itu berubah drastis saat ini.

Saat ini hasil pantauan petugas rata-rata di semua titik sumber air baku PDAM Kota Kupang, baik permukaan maupun sumur bor, berada pada komposisi alir 400 liter/detik saja. "Telah terjadi devisit sebanyak 800 liter/detik," kata Noldy.

Karena kondisi itulah, PDAM Kota Kupang mengambil langkah antisipasi jangka pendek dengan melakukan penyambungan dan pemanfaatan air baku dari Bendungan Tilong di wilayah Kabupaten kupang, yang saat ini dikelola oleh Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)-SPAM Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Namun demikian, kualitas sumber air baku ini juga sangat bermasalah karena tidak terlampau jernih. Dia mengaku terus mendapatkan komplain dari warga selaku konsumen terhadap kualitas air yang dialiri dari bendungan yang dibangun kerja sama dengan Pemerintah Jepang itu.

"Selain agak kotor, aliran air itu juga tidak terlalu lancar karena debitnya juga turun. Kondisi itulah yang menjadi dasar konsumen warga Kota Kupang lakukan komplein," kata Noldy.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement