Jumat 22 Jul 2016 17:46 WIB

Orang Tua Korban Nilai Menkes tak Berpihak pada Korban Vaksin Palsu

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek (kanan) melakukan peninjauan pelaksanaan vaksinasi ulang di RSU Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (18/7).Republika/Rakhmawaty La'lang
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek (kanan) melakukan peninjauan pelaksanaan vaksinasi ulang di RSU Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (18/7).Republika/Rakhmawaty La'lang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena vaksin palsu dinilai masih mengkhawatirkan kalangan orang tua, meskipun pemerintah sudah mengupayakan vaksinasi ulang. Menurut Maruli Silaban, ayahanda Putri Angel Nauli Silaban (3 tahun), pasien RS Harapan Bunda, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengecewakan.

Sebab, lanjut dia, Menteri Kesehatan Nila Moeloek dalam pelbagai kesempatan kerap mengatakan, vaksin palsu aman bagi tubuh. "Itu seorang menteri tidak mengerti apa yang dia katakan. Seharusnya sebagai ahli di bidang kesehatan, dia tidak mengatakan hal tersebut," kata Maruli Silaban saat dihubungi, Jumat (22/7).

"Dia bilang tidak ada efek sampingnya. Lho, orang anak kita kekebalan tubuhnya enggak terpenuhi kok. Bagaimana tidak ada efek samping? Menteri kalau ngomong jangan asal. Seorang menteri harus berpihak pada korban," sambungnya dengan nada tinggi.

Diketahui, pernyataan Menkes itu berdasarkan keterangan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang menyebutkan, kandungan vaksin palsu tak menimbulkan efek berbahaya jangka panjang. Namun, tutur Maruli, hal itu tidak lantas menenangkan pihak orang tua yang merasa tertipu akan pemberian vaksin ilegal.

Yang jelas, kata Maruli, dirinya tidak mau anaknya divaksinasi ulang begitu saja tanpa adanya medical check up sebelumnya. Dia memandang pernyataan Menkes itu sebagai upaya lisan untuk meredakan masalah sesaat.

RS Harapan Bunda merupakan salah satu dari 14 rumah sakit yang telah memberikan vaksin palsu. Itu berdasarkan rilis Kemenkes beberapa hari lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement