Jumat 22 Jul 2016 04:01 WIB

ICMI: Vaksin Palsu Jadi Tantangan Kepengurusan BPOM Baru

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Bayu Hermawan
Vaksin palsu (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Vaksin palsu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) berharap Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang baru saja dilantik, Penny Kusumastuti Lukito mampu menyelesaikan permasalah vaksin palsu di Indonesia.

Harapan tersebut, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan pembenahan manajamen dan pengawasan baik secara kelembagaan maupun kinerja dari BPOM.

"ICMI sangat konsen pada kualitas generasi penerus bangsa Indonesia, sehingga memandang perlunya pemerintah dalam hal ini BPOM yang menjalankan amanah pengawasan peredaran obat dan makanan untuk memastikan tak ada lagi vaksin palsu yang beredar lalu digunakan oleh masyarakat," kata Sekretaris Jenderal ICMI, Mohammad Jafar Hafsah.

Menurutnya, kasus vaksin palsu sangat melukai hati rakyat. Terutama orang tua yang menjadi korban akibat kelalaian dalam pengawasan peredaran vaksin di masyarakat. Ia meyakini, Penny Kusumastuti Lukito bakal menghadapi tantangan besar. Salah satunya, membongkar jaringan vaksin palsu.

"Semoga di bawah pimpinan Ibu Penny Lukito, kasus peredaran vaksin palsu tak lagi terulang," ujarnya.

Jafar meminta kepengurusan BPOM yang baru bisa mengoptimalkan sumber daya di lembaga tersebut dalam mengawasi peredaran makanan dan obat-obatan di masyarakat.

Ia mengusulkan, lembaga itu mengintensifkan kerja, mengoptimalkan SDM, adanya koordinasi yang solid dengan stake holder terkait, meningkatkan pengawasan dan menegakkan peraturan perundang-undangan.

"Tak hanya vaksin palsu, makanan ataupun obat-obatan yang mengandung zat berbahaya tidak boleh beredar lagi di masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement