Kamis 21 Jul 2016 22:35 WIB

SDM Masyarakat Adat Diperkuat Demi Memperkaya Tradisi Lokal

Dua orang wisatawan asing dari negara Belgia didampingi pembimbing masyarakat adat setempat berbincang-bincang tentang keberadaan Kampung Naga, di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (23/7).
Foto: Antara/Feri Purnama
Dua orang wisatawan asing dari negara Belgia didampingi pembimbing masyarakat adat setempat berbincang-bincang tentang keberadaan Kampung Naga, di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penguatan sumber daya manusia (SDM) dinilai perlu dilakukan untuk memperkaya tradisi lokal dan mempertahankan eksistensi desa adat. Demikian disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Jafar di Jakarta, Kamis (21/7).

Menteri Marwan sedang giat memberikan berbagai pelatihan terhadap masyarakat adat. Hal tersebut berkaitan dengan penguatan tradisi dan budaya lokal, berikut pengembangan agar selaras dengan perkembangan zaman.

“Desa adat membutuhkan perhatian khusus untuk memperkecil kemungkinan terkikisnya budaya lokal. Masyarakat di desa adat juga harus bisa mengikuti perkembangan zaman, agar adat budaya Indonesia tetap terjaga eksistensinya,” ujarnya.

Marwan mencontohkan pelatihan dan pembinaan masyarakat adat pernah digelar di Bali Bulan Juni 2016 lalu. Tema yang diambil adalah Mejejahitan, yakni keterampilan dari dari dedaunan yang erat kaitannya dengan upacara keagamaan di Bali.

“Mejejaitan ini khas sekali di Bali. Jangan sampai ini terlupakan, karena ini adalah salah satu dari identitas bangsa kita,” katanya.

Menurut Marwan, pelatihan dan pembinaan terhadap masyarakat adat tidak serta merta hanya berkaitan dengan tradisi dan budaya saja. Pelatihan juga digelar agar masyarakat adat dapat memanfaatkan potensi lokal untuk kesejahteraan dan peningkatan ekonomi desa.

“Misalnya di Kalimantan Selatan kemarin, kita latih masyarakat adat di sana dalam hal ini suku dayak, untuk bagaimana dapat mengelola dan memasarkan hasil pertanian dengan baik. Karena bicara soal tradisi, mereka sudah sangat menguasai. Tinggal bagaimana masyarakat adat di sana bisa bertahan hidup dan taraf ekonominya meningkat,” kata Marwan.

Menurutnya, pelatihan terhadap masyarakat adat yang difasilitasi oleh Kemendes PDTT tersebut, disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan masyarakat adat setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement