REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal ICMI, Mohammad Jafar Hafsah menegaskan, kasus vaksin palsu sudah sangat melukai hati rakyat. Kondisi ini sangat terasa para orangtua yang menjadi korban akibat kelalaian dalam pengawasan peredaran vaksin yang digunakan di tengah masyarakat selama ini.
Karenanya, tugas baru Penny Kusumastuti Lukito sebagai Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentu bakal dihadapkan dengan tantangan besar. Salah satunya adalah membongkar jaringan vaksin palsu. Jafar pun meminta Penny bisa mengemban tugas berat tersebut.
Lebih dari itu, Penny diminta secara khusus oleh Presiden Jokowi untuk melakukan pembenahan manajamen dan pengawasan baik secara kelembagaan maupun kinerja lembaga BPOM sendiri. Untuk itu, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) meminta agar Kepala BPOM baru harus mampu menuntaskan dan mencegah terulangnya kasus peredaran vaksin palsu. Sebab, kondisi tersebut akan merugikan sekaligus membahayakan kesehatan generasi muda di Indonesia.
Menurutnya, ICMI sangat concern pada kualitas generasi penerus bangsa Indonesia. Sehingga ICMI memandang perlunya pemerintah dalam hal ini BPOM yang menjalankan amanah pengawasan peredaran obat dan makanan untuk memastikan tak ada lagi vaksin palsu yang beredar lalu digunakan oleh masyarakat.
"Semoga di bawah pimpinan Ibu Penny Lukito kasus peredaran vaksin palsu tak lagi terulang,"ujar Jafar dalam siaran persnya, Kamis (21/7).
"Tak hanya vaksin palsu, makanan ataupun obat-obatan yang mengandung zat berbahaya tidak boleh beredar lagi di masyarakat," tambahnya. Karenanya, ia juga berharap, kepala BPOM baru bisa bersinergi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam kerja-kerja pengawasan obat dan makanan guna menghasilkan terobosan dan strategi dari Penny dalam melakukan pengawasan terhadap obat dan makanan.