Rabu 20 Jul 2016 19:52 WIB

"Santoso Besar karena Ada yang Membesar-besarkan"

Rep: Christianingsih/ Red: Achmad Syalaby
Pimpinan kelompok teroris di Poso, Santoso (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Pimpinan kelompok teroris di Poso, Santoso (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pengamat strategi pertahanan Muhadjir Effendy berpendapat terbunuhnya Santoso dan kian lemahnya kekuatan pendukungnya akan mengurangi beban agenda pemberantasan terorisme.

Namun menurut Muhadjir, Santoso sebetulnya bukan sosok yang  luar biasa di dalam dunia perterorisan. "Dia besar karena ada yang membesar-besarkan," saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (20/7).

Operasi pencarian terhadap anggota komplotan dan jaringan simpatisannya tetap harus dilakukan. Namun, menurut dia, aparat sudah tidak perlu mengerahkan kekuatan bersenjata besar-besaran. "Justru kerja intelijen dan program pemulihan lingkungan akibat operasi keamanan bagi masyarakat sekitar harus lebih diintensifkan," imbuhnya. 

Dalam pandangan pria yang  pernah menjabat sebagai rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini, operasi pencarian Santoso menyisakan dampak sosial. Ia menilai pasti ada pengalaman traumatis yang diderita oleh warga masyarakat sekitar Poso. "Komplotan Santoso bisa bertahan cukup lama pasti karena bisa menanam dan mengembangkan pengaruhnya di masyarakat," jelasnya. 

Di pihak lain, operasi pemberantasan komplotan Santoso pasti dibarengi dengan operasi pembersihan pengaruh tersebut untuk memotong pasokan logistik dan jalur pengiriman senjata dari jaringan Santosa. Tentu operasi yang dilakukan oleh aparat itu telah menimbulkan "luka" trauma di masyarakat Poso."Luka itulah yang harus diobati melalui program rehabilitasi sosial,”kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement