REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat optimistis produksi padi pada tahun ini bakal meningkat. Sebab, tahun ini terdapat gangguan iklim La Nina atau kemarau basah yang justru akan menguntungkan kondisi pertanian padi di Jabar.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menuturkan, tahun lalu Jawa Barat dilanda gangguan iklim El Nino sehingga merugikan sektor pertanian Jabar. Jumlah produksi padi pada tahun lalu pun diakui dia menurun karena banyak lahan yang puso.
"Tahun lalu terhambat oleh El Nino. Karena itu kemudian banyak yang puso. Sehingga produksi dari Jabar menurun," ujar Aher, sapaannya, usai menghadiri agenda percepatan tanam di Desa Jatisari, Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Rabu (20/7).
Meski sempat menurun, kata Aher, di tahun ini akan terjadi kenaikan produksi padi karena ada La Nina. Musim kemarau basah ini tentu akan membangun kembali produktivitas pada lahan yang sempat puso di tahun lalu. "Yang kemarin puso itu ada hasilnya, dan akan menghasilkan," ujar dia.
Selain faktor La Nina, Aher menjelaskan, faktor lain yang akan membantu meningkatkan produksi padi Jabar adalah Waduk Jatigede yang sudah selesai dibangun. Waduk ini akan mengaliri lahan persawahan di daerah Cirebon, Majalengka, dan Indramayu,
Total sawah yang akan dialiri dari waduk tersebut mencapai 100 ribu hektare. Artinya, dengan perhitungan indeks tiga kali panen dalam setahun, maka akan ada tambahan hasil panen dari 300 ribu hektare yang dialiri Waduk Jatigede selama setahun.
Aher melanjutkan, kalau indeks pangan itu terjadi tiga kali dalam setahun, maka produktivitas dan produksi itu padi dari Jabar bakal meningkat. Apalagi, dari tahun kemarin, produktivitas sawah di Jabar paling tinggi di tingkat nasional.