REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Pelaku terorisme Santoso diduga tewas dalam kontak senjata dengan aparat keamanan. Pengamat terorisme dari Institute For Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi pun menilai operasi Tinombala dapat diakhiri jika Santoso dipastikan tewas dalam operasi ini. Kendati demikian, aparat keamanan setempat harus tetap memperkuat kewaspadaannya.
"(Operasi) bisa diakhiri dalam waktu dekat namun kemampuan dan kewaspadaan aparatur di daerah yang harus diperkuat. Termasuk juga dengan melakukan pemeliharaan keamanan secara intensif dan menyiapkan skema mitigasi," jelas Khairul saat dihubungi, Selasa (19/7).
(Baca juga: Polri Usahakan Angkut Jenazah Diduga Santoso dengan Helikopter)
Selain itu, aparat keamanan juga perlu mencegah gangguan keamanan kembali muncul serta melakukan pemulihan kondisi setelah dilaksanakannya operasi selama bertahun-tahun. Peningkatan kewaspadaan ini perlu dilakukan namun tanpa mengganggu hak warga negara serta kenyamanan masyarakat sehingga tak menimbulkan trauma.
Teroris Santoso diduga tewas dalam kontak senjata dengan aparat di wilayah pegunungan Dusun Kuala, Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyampaikan pihak kepolisian tengah melakukan evakuasi terhadap jenazah yang diduga merupakan teroris Santoso.
"Lagi dievakuasi pagi ini. Karena itu di hutan, dia pakai helikopter kalau mau cepat dievakuasi," kata Tito di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (19/7).
Tito belum bisa memastikan apakah sosok yang tewas dalam baku tembak tersebut merupakan Santoso. Kepolisian akan lebih dulu membawa jenazah ke rumah sakit untuk dilakukan identifikasi.