REPUBLIKA.CO.ID,Sejumlah petani di selatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengaku kesulitan dengan kondisi cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini. Para petani khawatir jika menanam padi akan mengalami kekeringan di tengah perjalanan.
"Saat ini petani masih menunggu kejelasan cuaca," ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan kepada Republika, Senin (18/7). Hal ini dikarenakan di selatan Sukabumi masih seringkali diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Padahal, ujar Sahlan, pada beberapa hari sebelumnya tidak turun hujan. Terlebih, sebenarnya pada Juli ini diperkirakan sudah masuk musim kemarau.
Fenomena yang tidak menentu tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman padi maupun palawija tidak maksimal. Contohnya bila menanam padi pada kondisi saat ini dikhawatirkan kesulitan air karena kemarau di tengah perjalanan.
Sebaliknya, jika menanam palawija seperti buah semangka dan melon dikhawatirkan turun hujan yang menyebabkan hasil panen buah tidak maksimal. Dikatakan Sahlan, saat ini pun sebagian petani masih ada yang menunggu hasil panen musim tanam kedua.
Ironisnya, sebagian hasil panennya kurang maksimal. Semisal padi hampa atau bulir padinya tidak utuh.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi Sudrajat mengatakan, sebagian petani yang lahannya masih tersedia air diharapkan bisa menanam padi. Meskipun demikian para petani tersebut tetap harus memperhitungkan datangnya musim kemarau pada Juli dan Agustus mendatang.
Upayanya, terang Sudrajat, petani mempersiapkan alat pompa. Sebagian petani sudah ada yang memiliki pompa sendiri yang biasanya terdapat di kelompok tani atau gabungan kelompok tani (gapoktan) di wilayahnya masing-masing.
Bagi yang tidak punya, bisa meminjam alat pompa ke DPTP Sukabumi. Persiapan pompa ini, lanjut Sudrajat, diharapkan dapat mengoptimalkan masa tanam oleh petani.
Sehingga produksi padi di Sukabumi bisa mencapai target yang ditetapkan. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Irwan Fajar membenarkan saat ini masih terjadi anomali cuaca di Sukabumi. Kondisi ini memang berpengaruh pada berbagai bidang seperti ancaman bencana dan bidang lainnya termasuk pertanian.