Senin 18 Jul 2016 17:58 WIB

BPOM Temukan Vaksin Palsu di RSIA Mutiara Bunda

Rep: c35/ Red: Bilal Ramadhan
Vaksin palsu (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Vaksin palsu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Serang Mohammad Kashuri menyampaikan hasil temuannya di RSIA Mutiara Bunda, Kota Tangerang terkait vaksin palsu.

Dia menyatakan RSIA Mutiara Bunda teridentifikasi menggunakan vaksin palsu dengan jenis Tripacel, yaitu untuk mencegah DPT atau Difteri, Pertusis, dan Tetanus.

"Hanya vaksin Tripacel yang isinya tidak sesuai. Terkait dengan temuan ini, kami sampaikan ke Dinas Kesehatan untuk ditindaklanjuti kemudian biar proses hukum meneruskan," kata Kashuri dalam pertemuan tersebut.

Kashuri menuturkan, temuan yang ia ungkapkan berdasarkan pengambilan sampel pada 23 Juni 2016. Sementara dokter Arief Budiman selaku Sekretaris Ikatan Dokter Anak Indonesi (IDAI) Banten menjelaskan bahwa vaksin Tripacel adalah vaksin untuk mencegah DPT atau Difteri, Pertusis, dan Tetanus.

"Yang kami temukan dalam vaksin palsu, itu tidak semua komponen bakterinya dimasukkan. Sehingga efek imunisasi yang efek demamnya lebih rendah kurang," kata Arief.

Arief pun menyatakan bahwa bahaya vaksin palsu hanya terdeteksi sesaat setelah vaksin disuntikkan yaitu berupa alergi. Jika setelah terpapar vaksin palsu dan tidak terjadi efek samping pada tubuh pasien, maka Arief menilai tidak bahaya.

"Yang paling kita perhatikan apabila memang palsu, maka kekebalan tubuh yang kita harapkan tidak akan muncul. IDAI setuju vaksin ulang menggunakan vaksin yang setara, disediakan pemerintah dan melalui persetujuan orang tua," ujarnya.

Kemudian dokter Arief juga menjelaskan tahapan-tahapan imunisasi. Menurut dia anak-anak yang terlambat divaksinasi bukan kasus yang langka. Sehingga tidak masalah jika terlambat memvaksin. Namun risiko terserang penyakit lebih besar terjadi pada anak yang belum divaksin.

Sementara yang belum pernah terserang penyakit sampai divaksin, meskipun terlambat, kondisinya akan sama dengan yang divaksin tepat waktu sesuai tahapan usianya.

Dalam pertemuan tersebut, pihak manajemen atau direktur RSIA Mutiara Bunda tidak hadir. Hanya diwakili oleh kuasa hukum RSIA Mutiara Bunda, Taufik Nugraha.

Belum diketahui sejak kapan vaksin Tripacel palsu digunakan di RSIA Mutiara Bunda. Hingga saat ini pihak BPOM dan Kementerian Kesehatan masih melakukan pemeriksaan terhadap data rumah sakit tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement