REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat di berbagai belahan dunia saat ini tengah menggemari permainan Pokemon Go, termasuk di Indonesia. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pun menilai permainan berbasis augmented-reality ini juga memiliki dampak positif.
Menurut JK, permainan ini berbeda dengan permainan lainnya yang juga menggunakan teknologi gadget. Sebab, permainan Pokemon Go mengharuskan para pemainnya untuk memburu monster Pokemon ke berbagai tempat sehingga anak-anak lebih aktif bergerak.
"Tapi ada bagusnya juga, kalau selama ini anak-anak itu sibuk gadget-nya di kamar sekarang di alam terbuka, lebih sehat," kata JK di Sumedang, Jawa Barat, Senin (18/7).
Namun, dengan banyaknya masyarakat yang menggemari permainan ini, lanjut JK, pemerintah pun juga perlu menyiapkan lokasi-lokasi yang lebih aman bagi para pemburu Pokemon, yakni dengan memperbanyak taman.
Lebih lanjut, JK juga menilai berlebihan adanya dugaan spionase dalam permainan ini. Menurut dia, permainan ini tak mengganggu keamanan negara, namun justru dapat mengganggu aktifitas para pemainnya.
"Bagaimana kalau di seluruh dunia menjadi tren? Saya kira itu berlebihan seperti itu (spionase). Sekarang dengan IT itu semua mudah lah. Saya kira bukan mengganggu keamanan negara, tetapi mengganggu anak muda," ucap JK.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar menilai masih diperlukan kajian terkait dugaan spionase dalam permainan Pokemon Go tersebut. Kendati demikian, ia pun mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan permainan tersebut hingga ke lokasi yang merupakan objek vital seperti bandara, markas besar Polri, kantor pemerintahan, dll.