Senin 18 Jul 2016 08:59 WIB

Merasa Jadi Korban El Nino, Sinar Mas Ubah Manajemen Kebakaran

Rep: Rr Laeny Sulistywati/ Red: Achmad Syalaby
Heli jenis Superpuma Asia Pulp Paper (APP) Sinar Mas Forestry melakukan waterbombing di Teluk Meranti, Pelalawan, Riau.
Foto: Antara/Mike
Heli jenis Superpuma Asia Pulp Paper (APP) Sinar Mas Forestry melakukan waterbombing di Teluk Meranti, Pelalawan, Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, SIAK --  Asia Pulp and Paper (APP) milik grup Sinar Mas  memutuskan mengubah manajemen kebakaran (fire management) karena merasakan langsung dampak fenomena El Nino pada 2015 lalu.

Fire Management corporate Sinar Mas, Steven Sujoto mengatakan, fenomena El Nino terjadi pada 2015 lalu  membuat pihaknya dirugikan.“Kita menjadi korban akibat El Nino 2015 dan mulai mengubah banyak hal, termasuk pilar dan landasan kami sebagai landasan dalam fire management dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla),” kata dia kepada wartawan dalam presentasi program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dan fire management, di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Ahad (17/7).

Dia menambahkan, awalnya fire management yang diterapkan perusahaannya hanya memenuhi ketentuan legal tetapi tidak maksimal. Kemudian setelah terjadinya fenomena El Nino, pihaknya memutuskan melakukan serangkaian langkah transformasi. Diantaranya membentuk departemen fire management dan departemen ini berdiri sendiri. 

Selain itu, pihaknya menerapkan strategi fire management yang bertumpu pada dua prinsip. Prinsip pertama yaitu lebih baik mencegah dibandingkan mengobati. Pihaknya kini tengah fokus pencegahan dan persiapan. Caranya, pihaknya menggandeng pemangku kepentingan berbagai instansi pemerintah termasuk aparat hukum.

Sementara untuk strategi persiapan, pihaknya melakukan pelatihan sistem komando insiden, dibentuknya posko pusat koordinasi kebakaran hutan, hingga menggalakkan supaya siaga menunggu arahan. Prinsip lainnya, api kecil lebih baik dibandingkan api besar. Kemudian, strategi respons cepat dan deteksi dini berhasil diterapkan. Diantaranya patroli lebih ketat, patroli satelit, dibentuknya menara api, pos pantau, hingga alat pemadam kebakaran yang dilengkapi dengan bom air (water bombing). 

“Dengan langkah-langkah ini, kami ingin levelnya jangan sampai turun,” kata dia. 

Pihaknya juga terus mengevaluasi siaga kebakaran seperti apa yang perlu ditingkatkan, apa saja yang kurang. Sinar Mas pun memperkenalkan sistem komando insiden, meningkatkan keahlian, hingga mendatangkan ahli dari luar negeri seperti Kanada. “Kita juga menambah tangki air, ada water bombing dengan kapasitas 3.500 liter. Kami juga memiliki thermal camera, mendeteksi asap secara cepat dari awal,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement