Ahad 17 Jul 2016 14:03 WIB

3 Alasan Mengapa Pemerintah Harus Perhatikan Isu Buruh Cina

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Achmad Syalaby
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengikuti pertemuan dengan Komisi Yudisial di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/6).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengikuti pertemuan dengan Komisi Yudisial di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu membanjirnya buruh Cina di Indonesia kembali menjadi perbincangan hangat dalam satu pekan terakhir. Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menilai, isu buruh asal Cina merupakan isu sensitif yang harus disikapi secara hati-hati pemerintah.

Menurut dia, Indonesia punya problem sejarah terkait konflik etnis yang melibatkan etnis Cina, baik pada masa kolonial maupun sesudah kemerdekaan. Itu sebabnya, isu mengenai buruh asing asal Cina merupakan isu sensitif. ''Pemerintah tidak boleh menggampangkan isu ini menjadi semata-mata soal angka atau ekonomi,'' kata Fadli Zon, dalam keterangan persnya, Ahad (17/7).

Fadli menyebutkan, ada tiga alasan kenapa soal tenaga kerja asing asal Cina ini harus diperhatikan pemerintah sehingga tidak bisa lagi dianggap sebagai isu perburuhan semata. Melainkan telah menjadi isu sosial, politik, dan keamanan. 

Dalam sejarah, lanjut dia, Indonesia punya pengalaman konflik etnis yang tidak menyenangkan yang kemudian menjadi luka kolektif bangsa. Karena itu, dia tidak ingin soal buruh asing ini akan mengusik kembali konflik dan luka lama itu.

Selanjutnya, isu mengenai buruh asing asal Cina ini muncul ketika perekonomian nasional sedang tidak baik. Angka ketimpangan ekonomi juga sedang buruk-buruknya, dimana indeks gini rasio mencapai 0,45, yang merupakan angka terburuk sepanjang sejarah. ''Pemerintah mestinya sensitif mengenai hal ini. Jangan sampai pemerintah dianggap sebagai telah merampas kesempatan kerja bagi rakyatnya sendiri,'' kata dia.

Terakhir, Fadli, yang merupakan Wakil Ketua Umum Gerindra itu menyatakan, RRC saat ini sedang menjadi sorotan dunia, terutama dalam persoalan konflik Laut Cina Selatan. Karena itu, Indonesia perlu menempatkan isu buruh asal Cina ini dalam konteks geopolitik dan geoekonomi juga. 

"Agar jangan sampai mengorbankan kepentingan nasional atau kepentingan strategis Indonesia,'' jelas dia. (Baca: Ratusan TKA Bekerja dengan Visa Wisata).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement