REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suasana konferensi pers di Rumah Sakit Harapan Bunda (RSHB) ricuh. Orang tua korban vaksin palsu yang penasaran akan isi konferensi pers ikut memenuhi tempat konferensi pers di lantai satu RS Harapan Bunda.
Para orang tua yang mengikuti acara konferensi pers tersebut justru terpancing emosinya mendengar setiap penjelasan yang disampaikan Direktur RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Finna. Mereka ada yang berteriak, mengeluarkan kata-kata menghina dan menuntut izin rumah sakit dicabut.
Dalam konferensi pers tersebut ada orang tua yang menuntut pihak rumah sakit untuk membuka data vaksin apa saja yang palsu.
"Sementara yang palsu adalah pediacel, nanti kalau ada perkembangan selanjutnya kami informasikan," jelas Finna kepada wartawan juga orang tua korban vaksin palsu di RSHB, Jakarta Timur, Sabtu (16/7). Namun jawaban Finna tersebut ditanggapi rasa tidak puas dari sejumlah orang tua korban vaksin palsu yang hadir.
Karena suasana konferensi pers semakin gaduh, para narasumber di antaranya Finna dan Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardana, meninggalkan ruangan konferensi pers. Di saat itulah para orang tua korban vaksin palsu marah.
Sambil berteriak mereka membuat gaduh dengan menjatuhkan kursi, tempat koran dan memukul tembok. Terlihat wajah-wajah mereka memerah karena marah dan penuh emosi. Namun kericuhan tersebut tidak sampai menimbulkan aksi anarkis.