Sabtu 16 Jul 2016 14:13 WIB

Orang Tua Korban Vaskin Palsu Marah, Konferensi Pers di RSHB Ricuh

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah orang tua dari anak korban vaksin palsu beradu argumen dengan pegawai Rumah Sakit Harapan Bunda.
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Sejumlah orang tua dari anak korban vaksin palsu beradu argumen dengan pegawai Rumah Sakit Harapan Bunda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suasana konferensi pers di Rumah Sakit Harapan Bunda (RSHB) ricuh. Orang tua korban vaksin palsu yang penasaran akan isi konferensi pers ikut memenuhi tempat konferensi pers di lantai satu RS Harapan Bunda.

Para orang tua yang mengikuti acara konferensi pers tersebut justru terpancing emosinya mendengar setiap penjelasan yang disampaikan Direktur RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Finna. Mereka ada yang berteriak, mengeluarkan kata-kata menghina dan menuntut izin rumah sakit dicabut.

Dalam konferensi pers tersebut ada orang tua yang menuntut pihak rumah sakit untuk membuka data vaksin apa saja yang palsu.

"Sementara yang palsu adalah pediacel, nanti kalau ada perkembangan selanjutnya kami informasikan," jelas Finna kepada wartawan juga orang tua korban vaksin palsu di RSHB, Jakarta Timur, Sabtu (16/7). Namun jawaban Finna tersebut ditanggapi rasa tidak puas dari sejumlah orang tua korban vaksin palsu yang hadir.

Karena suasana konferensi pers semakin gaduh, para narasumber di antaranya Finna dan Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardana, meninggalkan ruangan konferensi pers. Di saat itulah para orang tua korban vaksin palsu marah.

Sambil berteriak mereka membuat gaduh dengan menjatuhkan kursi, tempat koran dan memukul tembok. Terlihat wajah-wajah mereka  memerah karena marah dan penuh emosi. Namun kericuhan tersebut tidak sampai menimbulkan aksi anarkis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement