REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar seratusan warga yang anaknya menjadi korban vaksi palsu mendatangi Rumah Sakit Harapan Bunda, Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (15/7). Mereka kembali menuntut pengelola RS mendirikan posko khusus untuk menginventarisasi hak-hak mereka selaku konsumen yang dirugikan akibat kasus tersebut.
Tuntutan serupa sebelumnya juga sempat disampaikan oleh perwakilan korban kepada manajemen RS itu, Kamis (14/7) malam. Namun berdasarkan pantauan hingga Jumat siang, posko yang dimaksud belum juga didirikan oleh pihak RS.
"RS Harapan Bunda tidak profesional dalam memberikan solusi. Mau enaknya sendiri dan enggak bertanggung jawab. Cabut aja izin beroperasinya," tutur salah seorang orang tua korban, Risky S, Jumat (15/7).
Orang tua korban vaksin palsu lainnya, Lia F mengatakan, ia sudah berada di RS Harapan Bunda sejak pagi. Namun, hingga lewat tengah hari, belum ada kepastian yang diperolehnya dari pengelola RS tersebut.
"Dari pagi kami di sini, tapi belum ada keputusan yang bisa dipegang. Kami dari kaum ibu jelas tidak bisa berlama-lama berada di sini tanpa kepastian, karena kasihan bayi-bayi kami yang masih membutuhkan ASI di rumah," ujar Lia.
Kementerian Kesehatan sebelumnya merilis 14 nama fasilitas layanan kesehatan penerima vaksin palsu. Di antara daftar itu terdapat nama RS Harapan Bunda Ciracas Jakarta Timur.
(Baca Juga: Ini Dia 14 Nama Fasyankes Penerima Vaksin Palsu)