Jumat 15 Jul 2016 08:28 WIB

RS Harapan Bunda Disebut Gunakan Vaksin Palsu, Orang Tua Gelisah

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Bayu Hermawan
Vaksin palsu (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Vaksin palsu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengungkap 14 fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang menggunakan vaksin palsu. Salah satunya adalah Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda di Jakarta Timur.

Informasi jika RS Harapan Bunda menjadi salah satu Fasyankes yang menggunakan vaksin palsu, membuat para orang tua yang anaknya menerima vaksin di rumah sakit itu menjadi khawatir. Salah satunya adalah Tania.

"Anak saya menerima vaksin dasar. Yang pertama hampir berusia empat tahun, sementara anak kedua berumur 1,5 tahun. Saat mendengar berita soal vaksin, saya sudah deg-degan. Jangan-jangan RS tempat anak saya divaksin juga masuk dalam daftar penerima vaksin palsu," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (14/7) malam.

Karena khawatir, Tania pun mengikuti perkembangan pemberitaan mengenai vaksin palsu. Saat mengetahui Kemenkes membuka informasi 14 Fasyankes penerima vaksin palsu, dia segera menelusuri daftar 14 RS.

"Saya kaget, kekhawatiran saya ternyata terbukti hari ini. Saya merasa sangat kesal jika memang benar anak-anak saya menjadi korban vaksin palsu. Percuma sudah mengeluarkan biaya mahal kalau vaksin yang diberikan ternyata palsu," ucapnya.

Menurutnya biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali suntik vaksin sekitar Rp 400.000 - Rp 700.000. Biaya yang dikeluarkan cukup mahal mengingat vaksin yang diberikan tidak memiliki efek samping badan panas pada anak setelah disuntikkan.

Tania mengatakan kedua anaknya telah lebih dari sekali melakukan vaksinasi di RS Harapan Bunda. Dia memang sengaja tidak memilih Fasyankes lain karena kedua anaknya sudah cocok menerima vaksin dari RS tersebut.

Pada Kamis petang, Tania mencoba mengklarifikasi kekhawatirannya kepada pihak RS. Menurut pengakuannya, sambungan layanan telepon ke RS sangat sibuk sehingga sulit tersambung.

"Setelah lama mencoba, saya berhasil tersambung dengan humas RS. Mereka menyatakan  tidak pernah menjual vaksin palsu. Sebab pihak RS selalu membeli dari distributor resmi. Menurut mereka, karena ada salah seorang oknum perawat anak, makanya ada berita vaksin palsu di RS Harapan Bunda," jelasnya.

Pihak humas, lanjut dia, menyatakan sedang berkoordinasi dengan Kemenkes. Melalui sambungan telepon itu, pihak humas pun meminta maaf dan jika terbukti salah satu vaksin palsu, maka dipastikan ada solusi dari RS.

Namun, pihak RS belum menegaskan solusi seperti apa yang akan diberikan. Pihak humas hanya meminta data diri Tania dan kedua anaknya. Tania berharap nantinya ada tanggung jawab dan solusi dari rumah sakit jika memang benar ada anak-anak yang terpapar vaksin palsu. Saat disinggung tentang vaksinasi ulang, dia merasa tidak khawatir.

"Yang saya khawatirkan adalah kemungkinan tidak adanya kekebalan tubuh bagi anak untuk ke depannya. Orangtua memberi vaksin karena ingin berikan kekebalan kepada anak. Kalau vaksin yang didapat ternyata palsu, anak kami tetap berisiko terkena penyakit tertentu di masa depan," katanya.

Sebelumnya,  Kemenkes membuka identitas 14 Fasyankes penerima vaksin palsu. Adapun 14 Fasyankes yang dimaksud adalah RS DR Sander (Bekasi), RS Bhakti Husada (Cikarang, Bekasi), Sentral Medika (Gombong), RSIA Puspa Husada, Karya Medika (Tambun, Bekasi), Kartika Husada (Bekasi), Sayang Bunda (Bekasi)  , Multazam (Bekasi), Permata (Bekasi), RSIA Gizar (Cikarang, Bekasi), Harapan Bunda (Kramat Jati, Jakarta Timur), Elizabeth (Bekasi), Hosana (Cikarang) dan Hosana (Bekasi).

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement