REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Seksi Perencanaan Prasarana Jalan dan Utilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta Riri Asnita menyebut penataan trotoar guna mendukung pergerakan orang.
Tercatat, Dinas Bina Marga tengah menggenjot penataan 48 titik trotoar.
Ia mengatakan penataan trotoar merupakan permintaan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama agar penggunaan transportasi umum bisa optimal.
Sebab jika trotoarnya bagus dan bebas dari pedagang kaki lima, maka orang pun tak akan segan melewati trotoar.
"Konsepnya kita ingin mengalihkan pergerakan kendaraan menjadi pergerakan orang. Penataan trotoar dilakukan sebagai upaya mendukung penggunaan transportasi umum dengan sarana pedestrian yang nyaman," katanya.
Guna melakukan penataan trotoar, Riri menjelaskan pihaknya akan terlebih dulu mengembalikan konsistensi jumlah lajur jalan. Tujuannya agar diperoleh jarak trotoar yang lebih lebar.
Ia pun mencontohkan lajur jalan dari arah Tanah Abang menuju perempatan Bank Indonesia yang sejatinya hanya terdapat tiga lajur, namun realitanya menjadi tujuh lajur.
"Kelebihan lajur semacam itu yang kemudian akan kita ganti menjadi trotoar sehingga orang yang turun dari kereta misalnya, akan langsung mendapatkan akses jalan atau ruang yang lebar," ujarnya.
Riri meyakini pelebaran trotoar tak berisiko menambah kemacetan sebab biasanya kemacetan terjadi menjelang persimpangan.
Persimpangan itulah yang menyebabkan kendaraan melambatkan kecepatan sehingga terjadi antrean yang berujung pada kemacetan.