Jumat 15 Jul 2016 03:45 WIB

Pemerintah Indonesia Dinilai Gagal Lindungi Wilayah Perairan

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Winda Destiana Putri
Perairan Indonesia
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Perairan Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyayangkan terus berulangnya penyanderaan para buruh Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia oleh kelompok Abu Sayyaf dari Filipina.

Setidaknya telah terjadi 4 kali penyanderaan oleh kelompok yang sama dalam 4 bulan terakhir.

 

Peristiwa tersebut juga menandakan bahwa pemerintah Indonesia dan Filipina gagal  dalam melindungi perairan Indonesia dan Filipina.

Terus berulangnya penyanderaan juga menunjukan pemerintah di kedua negara tersebut lalai dan tidak bisa belajar dari kesalahan.

 

“Pemerintah Filipina dan juga Indonesia lalai seperti Super Keledai karena tidak belajar dan mengulangi kesalahan dan kelalaian yang sama," kata Presiden KSPI Said Iqbal di Jakarta, Kamis (14/7).

 

Iqbal melanjutkan, kaum buruh merasa khawatir jika tidak diambil tindakan tegas dan cepat oleh pemerintah Filipina dan Indonesia. Sebab, bisa jadi penyanderaan yang terjadi saat ini bukanlah yang terakhir dan akan terjadi penyanderaan-penyanderaan berikutnya.

 

Maka dari itu, KSPI mendesak pemerintah Indonesia dan Panglima TNI untuk tidak takut-takut mengerahkan pasukannya untuk membebaskan para sandera, seperti yang pernah dilakukan di Somalia.

 

"Meminta Panglima TNI  untuk menyerbu saja para penyandera. Jika Militer Filipina tidak membuka ruang, kami khawatir akan keselamatan para ABK yang disandera  yang sudah memasuki hari ke 22," ucap Iqbal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement