Kamis 14 Jul 2016 22:23 WIB

Pengamat: Cina tak Bisa 'Bermain-main' Lagi di Perairan Natuna

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Bayu Hermawan
Kapal asing ditenggelamkan di Perairan Natuna
Kapal asing ditenggelamkan di Perairan Natuna

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Paramadina, Emil Radiansyah mengatakan posisi Indonesia khususnya perairan Natuna semakin kuat pasca keluarnya putusan Arbitrase Internasional soal Nine Dash Line LSC.

Keputusan Arbitrase tersebut kemudian menurut Emil semakin memperkuat posisi kedaulatan Indonesia. Dalam hal ini, Cina tak lagi bisa main-main dengan Indonesia dengan melakukan illegal fishing dan pelanggaran di perairan Indonesia.

"Posisi Indonesia sebenarnya juga sudah jelas dengan keputusan Unclos. Diperkuat lagi dengan adanya keputusan Arbitrase Internasional ini. Cina semakin tak ada alasan untuk bisa melanggar dan semena-mena di perairan Indonesia," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (14/7).

Emil mengatakan, keputusan Arbitrase ini juga bisa jadi landasan Indonesia untuk memperkuat diplomasi dan posisi ketika sedang berhadapan dengan Cina. Berkaca pada dua kasus pelanggaran Cina kemarin di perairan Natuna menjadi kewaspadaan Indonesia terhadap prilaku Cina.

Emil mengatakan, apabila kedepan Cina melanggar lagi maka Indonesia bisa mengacu pada Unclos dan ketentuan Indonesia sendiri untuk menindak Cina. Apabila Cina tetap kukuh pada pendiriannya, Indonesia bisa membantah klaim klaim Cina atas perairan Indonesia melalui keputusan Arbitrase tersebut.

Emil mengatakan, kedepan Indonesia memiliki posisi penting, baik dari segi ekonomi dan juga posisi kedaulatan. Indonesia memiliki posisi strategis untuk melakukan pendekatan diplomatis dengan Cina dan juga menggaet negara negara Asean untuk bisa menjaga kedaulatan perairan atas klaim Cina.

"Posisi Indonesia kemudian menjadi sangan strategis saat ini. Kita bisa menggaet kekuatan negara negara Asean. Juga bisa melakukan pendekatan diplomatis terhadap Cina agar permasalahan LCS bisa selesai dengan damai," ujar Emil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement