REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Populasi orang utan borneo terus menurun selama beberapa dekade terakhir. Spesies tersebut bahkan telah masuk dalam daftar spesies terancam punah berdasarkan rilis International Union for Conservation Nature (IUCN) baru-baru ini.
"Berdasarkan data, habitat orang utan borneo dan perburuan di Indonesia dan Malaysia hilang, terdegradasi," kata Direktur Konservasi WWF Indonesia Arnold Sitompul dalam siaran pers, Kamis (14/7). Di antara penyebab kepunahan yakni kawasan tinggal orang utan kebanyakan di luar kawasan yang dilindungi.
Di sisi lain, tempat tinggal mereka menyatu dengan wilayah industri kayu yang praktiknya belum berkelanjutan, maupun konsesi tambang dan perkebunan menyebabkan habitat mereka menjadi terfragmentasi. Kebakaran hutan dalam beberapa tahun terakhir juga berkontribusi terhadap menurunnya tutupan hutan yang menyebabkan ancaman perburuan semakin besar.
Kondisi tersebut, lanjut dia, merupakan pengingat bagi negara untuk meningkatkan perlindungan dan restorasi habitat orang utan borneo. Harus pula dipastikan tentang konektivitas antarhabitat orang utan sehingga dapat menjamin keberlanjutan setiap populasi yang ada.
"Program konservasi WWF menunjukkan populasi orang utan dapat dipertahankan di area konsesi penebangan jika dikelola dengan cara yang berkelanjutan," tuturnya. Pendekatan tersebut seharusnya diterapkan dalam lansekap yang lebih besar sehingga meningkatkan potensi dan kesempatan negara untuk menyelamatkan spesies tersebut dari kepunahan.