Selasa 12 Jul 2016 23:22 WIB

Evaluasi Arus Mudik Diminta Perhatikan Gender

Kendaraan memasuki pintu Tol Brebes Timur-Pejagan, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (9/7). (Republika/Wihdan Hidayat)
Kendaraan memasuki pintu Tol Brebes Timur-Pejagan, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (9/7). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Evaluasi menyeluruh dan lintas kementerian/lembaga terhadap pengelolaan arus mudik 2016 diminta memperhatikan gender. Ini terkait dengan tewasnya belasan pemudik di pintu Keluar Tol Brebes Timur, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

"Meninggalnya mayoritas perempuan dalam peristiwa ini juga perlu menjadi pembelajaran semua pihak tentang pentingnya fasilitas publik yang ramah terhadap perempuan, terlebih lagi dalam situasi darurat," ujar Wakil Ketua Komnas Perempuan Yuniyanthi Chuzaifah dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (12/7).

Ia mengatakan ketiadaan fasilitas pendukung yang memadai di tengah kemacetan dan dalam jangka waktu yang lama memberi dampak yang berbeda terhadap perempuan dan laki-laki. Dalam situasi kemacetan yang ekstrim sekalipun, ujar dia, perempuan harus tetap menjalankan peran dan fungsi gendernya terhadap kebutuhan anggota keluarga, terutama anak.

Akibatnya, tutur Yuniyanthi, perempuan mengalami kelelahan fisik dan psikis yang lebih dari laki-laki dan akumulasi kelelahan dan rasa stress yang tinggi tersebut berkontribusi pada kerentanan fisik perempuan.

Komnas Perempuan menyayangkan kelalaian pemerintah ketika terjadi penumpukan kendaraan di pintu Tol Brebes Timur, terutama terkait akses cepat terhadap layanan kesehatan, konsumsi dan sanitasi ketika dalam kondisi darurat.

Namun, Komnas Perempuan juga mengapresiasi permintaan maaf pemerintah kepada keluarga korban dan berharap permintaan maaf tersebut diikuti dengan upaya memastikan dipenuhinya hak-hak yang seharusnya diperoleh korban/keluarganya karena kelalaian itu. Untuk memastikan hal tersebut tidak terulang, Komnas Perempuan meminta pemerintah menyiapkan langkah-langkah antisipasi dan respons darurat yang berperspektif gender, baik dalam pengelolaan arus mudik dan arus balik, maupun pada pengelolaan layanan publik lainnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis terdapat 17 orang tewas di wilayah Pejagan-Brebes, dengan rincian enam orang akibat kecelakaan dan 11 orang akibat terdampak kemacetan yang memakan waktu 2-36 jam. Dari 11 orang yang meninggal dunia tersebut, 10 di antaranya perempuan, termasuk bayi perempuan yang berusia 1,4 tahun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement