REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Jumlah kendaraan pada arus balik di jalan lintas Sumatra (jalinsum) dari kota-kota di Sumatra menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung, masih ramai lancar pada Selasa (12/7). Namun, pemudik mengeluhkan minimnya rambu lalu lintas penunjuk arah di jalan raya.
Pemantauan Republika.co.id di jalinsum ruas Jalan Soekarno-Hatta Kota Bandar Lampung, Selasa (12/7), pemudik asal luar Lampung yang memasuki jalan dalam kota terpantau dari pelat nomor polisinya berjalan ramai lancar. Sepanjang jalinsum, pemudik kesulitan melaju kendaraan menuju pelabuhan karena minimnya tanda lalu lintas penunjuk arah.
“Sejak arus mudik sampai balik ini, sedikit sekali menemukan tanda arah penunjuk jalan. Berbeda dengan jalan-jalan di pulau Jawa. Jadi, kami banyak berhenti dan bertanya ke warga,” kata Hadi, warga asal Semarang yang merayakan Lebaran di Medan.
Menurut dia, pemerintah seharusnya menyiapkan banyak tanda-tanda lalu lintas penunjuk arah di setiap persimpangan agar pemudik yang berkendaraan tidak bingung dan banyak berhenti di jalan. Minimnya tanda arah penunjuk jalan di jalinsum membuat banyak pemudik yang tersesat sehingga harus balik arah lagi.
Seperti di persimpangan jalan lintas timur Lampung diantaranya di Bandar Jaya, Tegineneng, Bundaran Tugu Radin Intan, dan Panjang tidak terpajang papan penunjuk arah. Padahal keberadaan papan penunjuk arah jalan sangat membantu pengendara melaju kendaraannya dengan cepat.
Di Bundaran Tugu Raden Intan II dalam Kota Bandar Lampung, banyak kendaraan pemudik terpaksa berhenti sejenak untuk bertanya kepada warga yang berada di tepi jalan. Mereka menanyakan arah ke Pelabuhan Bakauheni, karena berada di persimpangan jalan.
“Kebanyakan penunjuk arah hanya untuk dalam provinsi dan kota saja, tapi luar provinsi jarang terlihat, tutur Iwan, warga Bandung berlebaran di Palembang.
Pemudik balik yang melintas di jalinsum sejak Selasa dini hari hingga petang hari masih ramai dan lancar. Pemudik menuju Pelabuhan Bakauheni untuk menyeberang ke Pelabuhan Merak, Banten.