REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah pengunjung Museum Tsunami di Banda Aceh pada H+3 Lebaran berhasil memecahkan rekor jumlah kunjungan di hari yang sama pada tahun lalu dengan total mencapai 18.659 orang.
"Belum pernah pengunjung bisa sebanyak ini. Melonjak 60 persen dibanding hari serupa tahun lalu yang hanya 10.040 orang," kata Kepala Museum Tsunami Aceh Tomy Mulia Hasan dalam keterangan pers yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu (9/7) malam.
Dia menjelaskan, setiap tahun pengunjung museum yang terletak di selatan Lapangan Blangpadang itu selalu meningkat, khususnya pada musim libur Lebaran.
Menurut Tomy, animo berkunjung ke museum, terutama museum nonkonvensional semakin menggembirakan karena tidak hanya menyuguhkan aspek edukasi maupun rekreasi. "Untuk Museum Tsunami ada konsep 'Rumoh Aceh as Escape Hill', yaitu fungsi sebagai gedung evakuasi atau perlindungan dari tsunami," tuturnya menjelaskan bangunan yang didesain oleh Ridwan Kamil itu.
Pada tahun lalu, total pengunjung Museum Tsunami mencapai 560.228 orang, lima persen di antaranya merupakan wisatawan asing yang mayoritas dari Malaysia.
Menurut Tomy, fakta tersebut membuktikan setidaknya dua hal, yakni tingginya minat pengunjung terhadap pengetahuan tentang Aceh dan bencana tsunami, serta sudah amannya Aceh.
Dia memperkirakan, pada hari Ahad (10/7) jumlah pengunjung juga diprediksi akan tetap tinggi dan akan kembali normal seiring berakhirnya libur Lebaran.
Museum tersebut diisi berbagai koleksi memorabilia tsunami serta media berbagi pengalaman dan pengetahuan kebencanaan untuk menggugah respon kritis serta membangun budaya kesiapsiagaan terhadap bencana.
Museum dengan empat lantai tersebut memiliki luas 2.500 meter persegi, memiliki bentuk atap menyerupai gelombang laut dan lantai dasarnya didesain mirip Rumoh (rumah panggung tradisional) Aceh yang selamat dari tsunami.