Kamis 07 Jul 2016 11:47 WIB

Puskamnas: Bom Solo dan Arab tak Berhubungan

Polisi membawa kantong berisi jenazah Nur Rohman, pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7).  (Antara/Maulana Surya)
Polisi membawa kantong berisi jenazah Nur Rohman, pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7). (Antara/Maulana Surya)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Kajian Keamanan Nasional (Puskamnas) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Ali Asghar berpendapat, teror bom bunuh diri di Markas Polresta Surakarta tidak berhubungan langsung dengan ledakan di tiga kota Arab Saudi.

"Namun, tetap teror di Arab Saudi memberikan motivasi membuka ruang bagi kelompok-kelompok tertentu di Indonesia untuk melakukan aksi teror," kata Ali dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (7/7).

Ia mengatakan perkembangan kelompok teroris saat ini cenderung membangun aliansi jejaring kontak tidak secara langsung, dan inilah yang membedakan dengan gerakan teroris sebelumnya. "Kelompok teroris saat ini membangun komunikasi dan jejaring melalui media sosial atau teknologi lainnya. Ini yang kemudian melahirkan simpatisan ISIS di Indonesia. Mereka siap melakukan aksi teror dengan skala kecil seperti yang terjadi di Solo," ucap Ali.

Ia menambahkan bahwa teror di tempat suci Masjid Nabawi menujukkan aksi teror yang tidak dilandasi oleh agama. "Bagaimana mungkin tempat suci agama Islam justru menjadi serangan teror oleh orang yang mengaku sebagai Islam," ujarnya.

Di Solo, Jateng, seorang teroris bersepeda motor memaksa masuk ke Markas Polresta Solo sehingga dikejar anggota provos pada Selasa (5/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Saat dikejar, tepat di depan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) terjadi ledakan yang berasal dari badan pengendara sepeda motor hingga menyebabkan pelaku tewas di tempat, sedangkan anggota provos terluka. Sementara itu di tiga kota di Arab Saudi pada Senin (4/7) waktu setempat terjadi pula teror bom.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement