REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan atensi khusus terhadap ancaman teror bom. Panglima TNI mengerahkan kekuatan sebanyak 2.110 Prajurit TNI di Bawah Kendali Operasi (BKO) Polri.
Menyikapi potensi ancaman penerbangan dan Bandar Udara Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menggelar kekuatan sebanyak 3.179 Prajurit di sejumlah Bandar Udara baik secara terbuka maupun tertutup bekerja sama dengan Polri dan Pamdal jajaran Angkasa Pura Kementerian Perhubungan. Secara khusus pada Bandara Internasional Soekarno-Hatta TNI memprioritaskan Pengamanan dengan pengerahan kekuatan 650 personel TNI.
Sebagai upaya konkret mengedepankan cegah dan deteksi dini Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memerintahkan seluruh jajaran intelijen dan komando kewilayahan meningkatkan pemantauan situasi wilayah.
Adapun komposisi kekuatan siap operasi pengamanan Idul Fitri untuk TNI AD adalah 2 SSY, 284 SSK, 101 SST, 5670 personel Kodam IV Diponegoro dan 1 tim Penerbad. Selanjutnya untuk TNI AL adalah 3 unit PKR, 6 unit KCR, 4 Patroli cepat, 2 LPD, 6 LST, 1 unit PR, 1 unit AT TBN, 2 unit Pesawat udara penerbal, 9 SSK, 4 tim Taifib dan 2 tim Denjaka. Sementara untuk TNI AU mengerahkan 41 SSK dan 22 SST.
Dalam gelar kekuatannya personel TNI yang dikerahkan dilengkapi dengan sarana dan prasarana baik persenjataan dan Alutsista TNI. Selaras dengan hal itu untuk komando dan pengendalian Pengamanan Bandara dikendalikan oleh Pangkoops AU I di Jakarta dan Pangkoops II di Makasar. Sementara untuk pengamanan wilayah dan pengamanan pangkalan di kendalikan oleh para Pangkotama operasi TNI dan Komandan Satuan masing-masing.
Pengamanan Idul Fitri 1437 H juga menjadi prioritas jajaran TNI. Dalam rilisnya yang disampaikan kepada Republika.co.id, Selasa (5/7) disebutkan, ada beberapa tindakan yang dilakukan TNI untuk mengantisipasi segala bentuk ancaman dan gangguan saat Idul Fitri. Yaitu dengan menyiagakan kekuatan sebanyak 38.670 personel TNI sambil memperketat pengamanan internal markas satuan masing-masing, Jakarta.