REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Moechgiyarto mengaku telah mengetahui bahwa yang menjadi sasaran pelaku bom adalah kepolisian. Hal ini diungkapkannya seelah ia memimpin apel pengamanan malam takbiran di halaman Polda Metro Jaya.
"Tentunya dengan kejadian di Solo kita otomatis makin perketat pengamanan, karena kita tahu dan sadar sasarannya adalah kepolisian, markas komando, asrama-asrama, mulai dari Polda sampai tingkat Polsek, sampai ke pos-pos pengamanan, " kata Moechgiyarto di hadapan ribuan pasukannya, Selasa (5/7).
"Sebanyak 122 pos di titik kerawan ini jadi perhatian kita," imbuhnya.
Ia mengimbau agar pasukannya tidak pernah lengah untuk menjaga keamanan masyarakat. Apalagi, saat ini tengah rawan bom di sejumlah negara.
"Supaya jangan lengah, petugas tingkatkan kewaspadaan, tidak boleh bertugas sendirian, dan harus menggunakan double sistem, setiap anggota yang tugas di lapangan akan diamankan oleh anggota yang lengkap oleh senpinya," jelas dia.
Seperti diketahui, teror bom diri terjadi di Markas Korps Polresta Surakarta, Selasa (5/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Awalnya, pelaku yang menggunakan sepeda motor berpelat nomor AD 6136 HM masuk ke halaman Mapolresta.
Pelaku bom tersebut tewas di lokasi kejadian. Sementara, seorang anggota polisi, Brigadir Bambang Adi yang berjaga di Sentra pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Mapolresta Surakarta mengalami luka ringan di bagian mata sebelah kiri dan kanan akibat luka bakar.