REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang bekerja sama dengan intansi terkait di kabupaten/kota telah menyisir seluruh fasilitas kesehatan swasta memastikan tidak vaksin palsu di Pulau Dewata.
"Semua kami telusuri, mulai ke rumah sakit, klinik, dokter spesialis, hingga bidan praktik," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, di Denpasar, Selasa (5/7).
Menurut dia, sejauh ini berdasarkan hasil penyisiran, vaksin di Bali aman dari peredaran vaksin palsu yang terjadi di bebarapa kota Indonesia.
"Kami mengerahkan hampir setengah dari pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Bali untuk melakukan penyisiran ini. Tidak hanya staf, tetapi termasuk para pejabatnya seperti para kepala bidang, kepala unit pelaksana teknis hingga kepala seksi," ucapnya.
Suarjaya menambahkan, meskipun dalam suasana libur Lebaran, para petugas Dinas Kesehatan tetap berjalan untuk melakukan penelusuran ke seluruh Bali.
"Di samping itu, kami juga meminta Dinas Kesehatan kabupaten/kota se-Bali untuk turut memantau pusat-pusat layanan kesehatan di wilayah masing-masing," ujarnya.
Sebagai upaya menjamin keaslian vaksin, Suarjaya mengimbau masyarakat agar pergi ke sarana kesehatan milik pemerintah untuk mendapatkan vaksin.
"Di sarana pemerintah, vaksinnya selain gratis juga terjamin keasliannya," katanya.
Suarjaya mengingatkan, meskipun masyarakat terpaksa harus ke fasilitas kesehatan swasta untuk mendapatkan imunisasi tambahan, masyarakat bisa menanyakan darimana vaksin diperoleh kepada petugas kesehatan.
"Pasien berhak menanyakan keaslian vaksin. Vaksin palsu itu memang sangat mirip dengan yang asli tetapi masih ada bedanya. Dilihat dari tutupnya, kalau segelnya bagus itu asli, di labelnya itu ada hologramnya, nomor batch juga jelas. Sedangkan kalau vaksin palsu itu nomor batch-nya agak samar," ucapnya.
(Baca juga: YPPKI: Vaksin Palsu Tetap Punya Efek Samping)