REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil Indeks Logistic Global yang dirilis oleh Bank Dunia menunjukan penurunan peringkat Indonesia menjadi peringkat ke-63 dari 160 negara.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pun menilai penurunan peringkat tersebut dapat disebabkan karena Indonesia kalah cepat dalam hal penyelesaian pembangunan dibandingkan dengan negara lainnya.
Karena itu, kata JK, pemerintah akan segera merampungkan pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, serta bandara.
Selain disebabkan oleh masalah pembangunan infrastruktur yang belum juga selesai, penurunan peringkat juga disebabkan oleh masalah birokrasi yang terlalu panjang.
"Itu sangat terpengaruh, karena itu kita bangun jalan, bangun pelabuhan, bangun bandara yang baik. Mungkin karena belum rampung semua sehingga negara lain lebih cepat. Angka itu tergantung kita dan negara lain, kalau negara lain lebih cepat membangunnya pasti lebih cepat. Tapi kalau kita cepat dari negara lain pasti. Jadi kalau bicara logistic masalahnya pasti infrastruktur, dan yang lain masalahnya birokrasi," jelas JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta.
Selama ini, kata JK, pemerintah pun tengah berupaya melakukan perbaikan salah satunya dengan melakukan deregulasi sehingga mempermudah proses perizinan dan birokrasi. Kondisi saat inipun dinilai lebih baik daripada beberapa tahun silam.
"Kalau daya saing memang kita selalu berusaha dengan deregulasi, mempermudah. Yang sekarang terjadi menurut saya sudah lebih baik," kata JK.
Meskipun ekspor saat ini tengah menurun di pasar luar negeri, JK mengatakan, produktifitas dalam negeri perlu ditingkatkan. Untuk diketahui, Bank Dunia telah merilis hasil Indeks Logistik Global atau Logistics Performance Index (LPI) 2016. Dari hasil tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-63 dari 160 negara yang terpantau dengan skor 2,98.
Baik capaian skor maupun peringkat Indonesia dalam LPI ini tercatat menurun dibandingkan dengan tahun 2014 di mana skor Indonesia dapat mencapai 3,08 dan menempati peringkat ke-53.