REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepadatan di jalur tol kerap jadi titik kemacetan saat masa operasi Lebaran. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengaku sudah berkali-kali menyarankan kepada Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono agar tidak ada transaksi tunai pada setiap pintu tol.
"Saya sudah bilang berkali-kali dengan Pak Basuki, sudah kirim surat tiga bulan lalu, pintu tol jangan ada transaksi tunai," katanya di rumah dinasnya, Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Rabu (29/6) malam.
Menurutnya, transaksi tunai pada setiap pintu tol menjadi salah satu persoalan mendasar yang membuat tol dilanda kemacetan.
Ia mengajak berkaca pada kondisi kereta listrik Jabodetabek (Commuter Line) saat ini yang melayani hampir lebih dari 900 ribu penumpang setiap hari dengan menggunakan kartu elektronik, baik yang harian maupun berjangka.
"Sekarang begini, kereta api Jabodetabek lebih 900 ribu sehari. Masa (tol) enggak bisa," ujar Jonan.
Padahal, ia katakan, banyak pengguna KRL Jabodetabek yang mungkin tidak memiliki sepeda motor atau mobil, namun terbiasa dengan sistem tanpa transaksi tunai saat memanfaatkan moda tersebut.
Jika hal serupa diterapkan pada jalan tol, ia meyakini para pengguna jasa pun akan bisa dan terbiasa dengan pembayaran non tunai, yang pada akhirnya akan mengurai titik kemacetan di pintu tol.
"Masa yang naik mobil enggak bisa begitu. Regulatornya BPJT (semisal) bikin peraturan, selesai," katanya menambahkan.