Rabu 29 Jun 2016 21:37 WIB

Pembebasan Sandera Tunggu Keputusan Panglima TNI

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ilham
Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Ade Supandi (kanan)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Ade Supandi (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staff Angkatan Laut, Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan, untuk penjagaan laut di perbatasan memang menjadi tanggung jawab wilayahnya. Namun, untuk perintah masuk dalam operasi militer pembebasan sandera, Ade masih enggan menjelaskan lebih jauh.

Ade mengatakan, selama ini sudah ada banyak pasukan yang memang bertugas di perbatasan, khususnya Natuna. Namun, ia mengakui bahwa pasukan tak bisa berjaga lebih jauh di luar batas wilayah.

"Untuk kebijakan. Biar Panglima TNI yang bicara. Saya tinggal siapkan pasukan untuk turun," ujar Ade di Hotel Borobudur, Rabu (29/6).

Ade mengatakan, sejauh ini persoalan langkah pembebasan sandera TNI AL sendiri tinggal menunggu komando dari Panglima TNI untuk bergerak. Ade mengatakan, untuk pasukan selalu ada dan siap di perbatasan.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, Filipina sudah memperbolehkan militer Indonesia masuk ke wilayah Filipina untuk membebaskan sandera. Namun, kapan operasi militer dilakukan, Menhan sendiri menunggu dari upaya diplomasi yang sedang dilakukan oleh tim krisis centre.

"Ya begini mereka setuju ya. memang sudah ada dasar hukumnya tahun 1975. Dengan adanya penyanderaan ini saya ke sana, bagaimana perencanaannya, mereka sudah setuju," kata Ryamizard, Selasa (28/6).

Untuk sementara, waktu ini pihak Crisis Centre yang digawangi Kementerian Koordinator Polhukam sedang melakukan negoisasi dan diplomasi. Pihak pemerintah antara Filipina dan Indonesia juga terus berkomunikasi.

Apabila ada operasi militer, Ryamizard mengatakan perlu ada pertimbangan dan rencana yang matang. Namun, jika jalan diplomasi tak kunjung membuahkan hasil, maka TNI harus bergerak untuk operasi militer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement