REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) membangun tanggul darurat guna mencegah banjir rob di Jalan Raya Kaligawe Semarang. Tanggul akan dibuat permanen segera setelah momen lebaran 2016 usai.
"Saat ini juga telah disiagakan 12 pompa untuk menyedot air rob," kata Menpupera Basuki Hadimuljono, Selasa (28/6). Pantauan Basuki, banjir rob bukan hanya kerap melanda Kaligawe, tetapi juga di tempat lain semisal Pekalongan. Namun rob Pekalongan belum menjangkau jalan tapi melanda kampung nelayan.
Penanganan rob akan mencontoh keberhasilan penanganan di Stasiun Tawang. Di sana dibangun bendungan permanen dan melakukan perbaikan di sistem poldernya. Pencegahan banjir rob, lanjut dia, bukan dengan meninggikan jalan melainkan dengan membuat tanggul di mulut-mulut sungai.
Selain rob, curah hujan yang relatif meningkat belakangan ini juga mengundang longsor. Antisipasi yang dilakukan Kemenpupera yakni menyiapkan sejumlah posko di berbagai daerah rawan longsor sebagai langkah antisipasi. "Pada posko ditempatkan personil piket dan alat berat 24 jam," katanya.
Basuki menyebut sejumlah titik rawan longsor di antaranya di ruas Kabanjahe-Lawe Pakam dan Ruas Tarutung-Sibolga di Sumatera Utara. Kawasan rawan juga terpetakan di ruas Pekanbaru-Kandis Riau, Ruas Pekanbaru-Payakumbuh Riau, Ruas Pekanbaru-Jambi, dan Ruas Lahat-Batas Bengkulu Sumatera Selatan.
Sebelumnya, pemerintah juga mengupayakan pembukaan jalan mengurai kemacetan di jalur selatan. Contohnya di Kecamatan Sumpiuh, Banyumas. Di sana terdapat pasar, stasiun kereta dan perlintasan sebidang kereta api di mana saat arus mudik sering terjadi penumpukan kendaraan hingga menimbulkan kemacetan sampai empat KM.
"Makanya jalan lingkar Sumpiuh pada 22 Juni 2016 berhasil kita buka, kerja sama dengan pemda setempat," katanya. Diharapkan pemudik dari arah Purwokerto ke Yogyakarta atau menuju Solo dapat melalui jalan lingkar tersebut dan terhindar dari tiga simpul kemacetan di Sumpiuh.
Sebagai informasi, pembangunan Jalan Baru Lingkar Sumpiuh mulai dilaksanakan pembebasan tanah pada 2011 secara bertahap hingga 2013 sebesar 131.222 meter persegi. Pembangunan dilakukan sebanyak tiga paket dengan nilai kontrak sekitar Rp 87 miliar. Panjang lingkar Sumpiuh yaitu 5.05 kilo meter dengan lebar 7,5 meter, sedangkan jalan lama memiliki panjang 4,6 kilo meter dengan lebar tujuh meter.