Senin 27 Jun 2016 22:12 WIB

Pemkot Depok Investigasi Kasus Vaksin Palsu

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Karta Raharja Ucu
Pemberian vaksin Rotavirus kepada balita. Ilustrasi.
Foto: medindia.net
Pemberian vaksin Rotavirus kepada balita. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok segera melakukan investigasi kemungkinan adanya penjualan vaksin palsu di klinik, rumah sakit dan apotik swasta di Kota Belimbing.

''Kami akan segera melakukan investigasi dan menelusuri kemungkinan adanya vaksin palsu,'' ujar Kepada Bidang Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Dinkes Kota Depok, May Haryati, di Balai Kota Depok, Senin (27/6).

Menurut May, klinik, rumah sakit, dokter praktik dan apotik yang melayani imunisasi akan ditelusuri. Jika nantinya ditemukan vaksin palsu, selanjutnya vaksin tersebut akan ditarik dan Dinkes Depok akan langsung berkoordinasi dengan pihak Kementerian kesehatan (Kemenkes) untuk tindakan lebih lanjutnya.

''Hingga saat ini, kami belum mendapat laporan dan menemukan adanya penjualan vaksin palsu. Kami pastikan juga tidak ada vaksin palsu di Posyandu, Puskesmas dan RSUD Depok,'' kata May menerangkan.

 

(Baca Juga: 15 Tersangka Vaksin Palsu Diamankan)

May menuturkan, untuk imunisasi yang dilakukan di Posyandu, Puskesmas dan RSUD Depok, pihaknya menjamin vaksin yang digunakan tidak bermasalah, karena vaksin yang disediakan didapatkan langsung dari produsen dan distributor resmi. "Kami pastikan asli, manfaat dan keamanannya," kata dia menegaskan.

Wali Kota Depok, Mohammad Idris menegaskan sudah memerintahkan Dinkes Depok untuk segera mengecek dan melakukan penelusuran kemungkinan adanya penjualan vaksin palsu di klinik, rumah sakit dan praktek dokter swasta. ''Saya berharap Kota Depok bebas vaksin palsu,'' ucap dia.

Kepolisian membongkar praktik pemalsuan vaksin yang dijual ke sejumlah rumah sakit. Pabrik pembuatan vaksin palsu ini membuat vaksin campak, polio, hepatitis B, tetanus, dan BCG. Di lokasi pabrik ditemukan tempat yang tidak steril dan penuh dengan obat berbahaya lainnya.

(Baca Juga: Dinkes Bekasi Belum Temukan Vaksin Palsu di RS Swasta)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement