Kamis 23 Jun 2016 19:51 WIB

209 Rumah Rusak Akibat Banjir dan Longsor di Sangihe

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
Tim gabungan TNI, SAR dan pihak lainnya melakukan pencarian korban di lokasi tanah longsor di Kolongan Beha, Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Kamis (23/6).
Foto: Antara/Stenly Pontolawokang
Tim gabungan TNI, SAR dan pihak lainnya melakukan pencarian korban di lokasi tanah longsor di Kolongan Beha, Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Kamis (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KEPULAUAN SANGIHE -- Upaya penanganan darurat akibat banjir, longsor, gelombang pasang, dan cuaca ekstrem masih dilakukan di Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara. Bencana banjir dan longsor menimpa enam kecamatan, yakni Kecamatan Tahuna, Tahuna Barat, Tahuna Timur, Manganitu, Kendahe, Tamoko, Manganitu Selatan dan Tatoareng) di Kabupaten Sangihe pada 20 hingga 21 Juni 2016.

"Dampak yang ditimbulkan yakni lima orang tewas, dua orang hilang, serta kerusakan rumah dan infrastruktur senilai Rp 57 miliar," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (23/6).

Kusakan perumahan meliputi 44 unit rumah rusak berat, 116 unit rumah rusak sedang, dan 49 unit rumah rusak ringan. Kerusakan infrastruktur meliputi rusaknya dasar jembatan 2 unit dan jalan sepanjang 1 kilometer sehingga mengakibatkan lima kampung dan tiga kecamatan terisolir.

Sarana pendidikan dan fasilitas umum yang rusak tujuh unit dan kerusakan perkebunan dan pertanian lebih kurang 10 hektare. Pengungsi sebanyak 610 jiwa ditampung di dua lokasi, yakni gereja Imanuel dan SD Kolngan Beha. Pendataan dampak bencana masih dilakukan.

Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB telah berada di lokasi bencana sejak Rabu (22/6) untuk mendampingi BPBD. BNPB menyerahkan bantuan dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat Rp 350 juta yang diterima Bupati Kepulauan Sangihe.

TRC BNPB melakukan kaji cepat dan bantuan siap saji serta peninjauan lokasi pengungsian dan daerah terdampak bencana. BPBD Provinsi Sulawesi Utara telah menyalurkan bantuan logistik dan peralatan. BPBD Kep Sangihe bersama TNI, Polri, SAR, SKPD, dan lainnya melakukan penanganan pengungsi, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi dan warganyg terdampak, dan pembukaan akses jalan.

Kebutuhan mendesak saat ini adalah kebutuhan dasar pengungsi, dapur umum, air bersih, WC darurat, manajemen pengungsian, pengalian longsoran yang menimbun korban jiwa, pembukaan akses jalan, normalisasi alur sungai, perbaikan sarana air bersih, dan perbaikan jaringan listrik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement